Kamis, 22 Agustus 2013

Pintu Tersembunyi



“Kamu coba saja dulu melamar pekerjaaan disana. Mama yakin kamu masuk”
“Tapi ma... aku gak berminat disana.” Jawab Cicely
“Cicely, mama yakin kamu pasti masuk disana. Kamu cantik, pintar, gajinya pun besar, masa depan kamu terjamin nak. Lihat kakakmu kan sekarang?”

Cicerly tak menjawab. Ia memilih diam dan mendengarkan semua nasihat mamanya. Sakit. Sedih.
***
“Nanti kalau ditanya jawabnya harus semangat yaa.. Semangat mau kerja. Mama yakin kamu masuk” Ucap mama penuh semangat dengan sepuluh ribu keyakinan.
“Iyaa..Maa.. Aku pamit dulu. Byee” Jawab Cicely dengan nada datar
Hatinya gundah sejak menerima kabar  bahwa ia terpanggil untuk melakukan interview di perusahaan yang diidam-idamkan oleh mamanya. Langkahnya seakan menarik untuk segera kembali ke ‘dunia’ sesungguhnya. Namun ia sadar, keadaan keluarga yang tidak seberuntung keluarga lainnya memaksa ia tetap melanjutkan langkah yang tertatih itu.
 “Kamu ini gimana? Mana mungkin gak masuk? Mama yakin kamu masuk kok. Ditanyain apa aja tadi?”
“Pertanyaanya standar maa.. mama taulah. Ya.. Tuhan punya rencana lain buat aku”
***
Cicely membanting tubuhnya diatas tempat tidur. Sakit dan sediih mengharuskan aliran oksigen bekerja lebih keras di dalam tubuhnya.Perkataan demi perkataan orangtuanya tiada henti tergiang. Lalu Cicely tertidur dan terjadilah percakapan dengan seorang malaikat
“Emangnya aku ini gak punya semangat kerja yaa?”
“Gak kok. Kamu tetap semangat Cicely”
“Tapi... Aku sedih dengan sikap mereka. Aku ngerasa tertekan”
“Mungkin.. mereka kecewa dan belum bisa terima kenyataan ini. Memang, adakalanya kita gak ngerti kenapa ini dan itu harus terjadi. RancanganNya bukanlah rancangan kita dan waktuNya bukan waktu kita. Ini hanya bagian dari proses. Percaya deh”
“Hmmm... Iya, tampaknya begitu mereka.”
***

Kukuruyuk... Bangunn.. Banguuunn.. Kuruyukkk.. Bangun..Banguuuunnn...
Terdegar alarm Cicely berbunyi. Masih dengan nyawa yang belum terkumpul ia mematikan alarm. Kemudian ia menatap kalender yang terpasang di sudut kiri kamarnya.
“Selasa, 22 Agustus 2013”
Sepuluh tahun sudah peristiwa itu terjadi. Kini, ia menjadi pengusaha dan motivator yang sukses. Ia dapat membahagiakan orang tuanya sekaligus keluarga kecil yang ia bangun bersama teman hidupnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar