Selasa, 09 April 2019

Broken Home Not Broken Future

"Tidak ada kejadian tanpa makna"

Sebelum 24 tahun . . .

Sejak kecil aku hanya tau siapa yang sayang denganku adalah papiku yang sekarang. Sejak kecil aku hidup berempat, papi, mami, aku, dan dedeku. Semua baik-baik saja, sampai ku kelas 4 SD, aku harus menerima kehadiran anggota baru di rumah, yang kusebut cici dan koko. Berat bagiku, apalagi perlakuan mereka kala itu. Dulu, orang tua ku hanya bercerita, kalau mereka tetap satu bapak lain mama. Aku hanya me-iyakan saja dan terus melanjutkan hidup aku, dan terus berusaha menerima mereka. Tahun demi tahun ku lewati. Aku anggap biasa aja. Layaknya keluarga yang normal.

Setelah 24 tahun . . .

Pertanyaan siapa papiku, bagaimana bobot, bibit keluargaku, terkuak ke permukaan hatiku. Entah mengapa (karena drama itu juga. Next i will share).
End then, aku pertanyakan semua ke mamiku dan beliau banyak cerita kisah masa lalunya. Waktu tau semuanya rasanya sakit, dan makin sadar betul sama diri sendiri, mengapa aku begini, mengapa aku begitu. Hampir yang kulakukan selama ini datang dari insecure dari keluarga dan diri sendiri.

***

Menjadi anak broken home bukanlah keinginanku mungkin juga bukan keinginan orang tuaku. Tapi keputusan mengakhiri pernikahan jelas mengakibatkan banyak hal di masa depan. Yang membuatku bersyukur adalah, sejak kecil aku dikelilingin orang-orang yang cinta Tuhan. Dari kecil, aku hidup belajar melayani dan 'tinggal' dalam rumah Tuhan. Aku gak narkoba, minum-minum, bahkan free sex (karna kebanyakan anak broken home larinya kesana). Nakalnya aku masih bisa di back up dari komunitasku.  Nakalnya aku, males belajar, sempet mogok sekolah karena suatu kejadian di sekolah, gak nurut, kenakalan-kenakalan di zamannya.

***

Apa yang bisa kita lakukan kalau tau kita anak broken home ?

1. Mengampuni
I know ini bukan perkara mudah buat mengampuni orang yang udah sakiti kita even itu orang tua, saudara, atau sahabat. Tapi Firman Tuhan ajarin, doain musuh kamu, beri ampunan 70x7 kali.

"Yesus mengakhiri cerita-Nya dengan kata-kata ini, “Begitu juga Bapa-Ku di surga akan memperlakukan kalian masing-masing, kalau kalian tidak mengampuni saudaramu dengan ikhlas.
Matius 18:35 BIMK

Mengampuni harus ikhlas artinya gak cuma di bibir aja tapi lahir dari hati terdalam. Minta Roh Kudus bantu kita untuk mengampuni.

2. Berdamai dengan diri sendiri
Ini point yang paling susah menurut aku. Why ? Paradigma dari kecil terbentuk dari penolakan, kegagalan, insecure, putus asa, ketidakberhargaan, termasuk habbit-habbit buruk. Buat balikin lagi menjadi baru butuh perjuangan keras. Belum lagi kalau orang tua kita belum benar-benar pulih, ahkk rasaanyaaaa mau nyerah aja.

3. Membangun hubungan dengan Tuhan
Penting banget buat kita terus membangun hubungan. Lewat pembacaan Alkitab, perenungan, doa, karena dengan kita terus jaga hubungan sama Tuhan, kita pasti diubahkan. Paradigma kita berubah.

4. Miliki komunitas rohani yang sehat
Buat aku punya komunitas rohani juga penting. Karena kita bisa saling back up, saling mendukung, disinilah aku bertumbuh tentang pengenalan akan Kristus.

***

Menjadi anak broken home tak berarti tak ada masa depan, sebab di dalam Yesus ada masa depan penuh harapan.