Minggu, 25 Oktober 2015

Percikan Api


Tulisan ini di sponsori oleh kegalauan dan stress akut.

“Karena BERKARYA tak semudah BERKAYA”

Perusahaan dimana saya bekerja bergerak di bidang IT provider dan menjalanin kerjasama dengan beberapa perusahaan. Setiap perusahaan ada PIC yang bertanggungjawab atas berjalannya sistem. Ada satu perusahaan yang lagi eksis banget di pikiran saya, sebut saja si “Merah”. Jembatan komunikasi  antara perusahaan saya dengan si ‘Merah menggunakan email. Jadi kalau ada masalah soal sistem kita diskusikan melalui email. Sebenarnya sudah sering terjadi “perang” saat kita berdiskusi. Namun, beberapa bulan ini “perang” semakin sengit dan mulai ada kejanggalan-kejanggalan yang patut dipertanyakan. 

Sampai puncaknya tanggal 21 Oktober 2015 . . .


Pada tanggal 20 Oktober 2015 si PIC “Merah” mengirimkan email tanpa cc pemimpin saya. Memang pada hari itu kami sedang memproses email tersebut dan belum memberikan jawaban. Tanggal 21 Oktober 2015, si PIC “Merah” mengirimkan email kembali dengan cc pemimpin saya. Karena pemimpin saya rajin baca, langsunglah menegur saya, menanyakan ada masalah apalagi. Dari situ kekesalan saya sama si PIC “Merah” naik. Saya bertanya-tanya sendiri, “Apa maksudnya dengan cc pemimpin saya karena email belum di balas kurang dari 1x24 jam ?”. Pemimpin saya cuma bilang (hal yang sama) untuk membalas email tanpa mau mendengar sedikit lebih lama penjelasan yang disampaikan oleh kami. Rasa kesal saya memuncak setelah saya mengungkapkan kepada pemimpin saya bahwa si PIC “Merah” tidak membalas email dari saya. Pemimpin saya dengan gampang jawab “kamu email lagi aja terus”. Hancur hati mendapatkan jawaban demikian dan jiwa akuntansi saya seketika muncul.
Saya bertanya-tanya, berpikir, dan merenungkan. 

“Bukankah antara perusahaan ini dengan si “merah” adalah patner ?”

“Lantas, mengapa terjadi seperti ini ?”

***
Manusia adalah mahluk sosial dan setiap aspek kehidupan kita perlu yang namanya patner. Nah, apa sih arti patner ?

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia : 

1.  Orang (badan usaha dan sebagainya) dari dua pihak yang berbeda yang bekerja sama karena saling membutuhkan atau melengkapi (dalam suatu kegiatan, usaha dagang, dan sebagainya.

2. Pasangan main (dalam olahraga, menari, dan sebagainya).
Sederhananya, patner memiliki kedudukan dan visi misi yang sama dalam sebuah “perjalananan”. 

kenyataannya, arti patner tidak lagi seperti kodratnya. Seolah berevolusi menjadi ‘bom atom’ yang kapan saja bisa meledak. Sebutan patner hanyalah topeng belaka.

Patner . . .
Bukan siapa yang cantik, siapa yang ganteng
Bukan siapa yang kaya, siapa yang miskin
Bukan siapa pemberi uang, siapa penerima uang
Bukan siapa tuan, siapa budak

Patner . . .
Seperti  jari-jari di tangan dan kaki kita
Berbeda tetapi harmonis
Jika salah satu sakit
Maka fungsi tangan dan kaki tak maksimal

Patner itu seperti sepatu . . .
Bentuknya tidak sama persis, namun serasi
Tak pernah ganti posisi, namun saling melengkapi
Sederat, tidak ada yang lebih tinggi atau lebih rendah
Bila satu hilang, yang lain tidak memiliki arti

Patner . . .
Selalu mengerti apa itu hak dan kewajiban
Dia bukan simbiosis parasitisme tetapi mutualisme

Sudahkah kita menjadi patner yang sesungguhnya ?
Apakah yang kita sebut patner benar-benar patner sejati ?

Tak ingin kalian ikutan galau dan stress, saya sudahi disini. 

Biarlah dari apa yang saya alami, kalian bisa memetik pelajaran berharganya :)

“Yang penting hati (yang murni dan tulus) Anda, bukan hanya kepintaran atau uang”-Ahok

Jumat, 02 Oktober 2015

Kedewasaan

Kedewasaan: Pada umumnya seseorang di katakan dewasa ketika mereka masuk dalam usia tertentu. Di usia yang dewasa secara otomatis tanggung jawab juga semakin bertambah. Misalnya yang dulunya sekolah, sekarang kuliah. Sering kali di usia seperti ini banyak terjadi konflik. Hal ini di sebabkan karena rasa ingin dihargai, rasa ingin dilihat. dll. Akan tetapi saat ini banyak sekali orang yang memiliki umur dewasa tetapi sikapnya tidak baik. Kenapa hal ini bisa terjadi? Bagaimana seseorang mengambil tindakan merupakan salah satu ukuran seseorang dikatakan dewasa atau tidak.