Selasa, 16 Agustus 2016

Bersukacitalah



Seminggu lalu …

Bangun tidur di pagi hari, tiba-tiba mengalun nada-nada dan dua kata dari sebuah lagu. Bisa dibilang aku tidak tau lagunya, liriknya saja tidak tau apalagi judulnya. seperti pernah mendengarkan entah dimana dan kapan. Nada-nada itu terus saja mengalun dan membuat aku penasaran “ini lagu apa?”. Setelah mencari kesana-kemari, akhirnya aku menemukan judulnya. Simpel banget, judulnya “SUKACITAMU”. Sepanjang hari aku dengerin lagu itu sambil bertanya : “Apa artinya Tuhan ?”. Di hari-hari selanjutnya, aku dengarkan terus, yang aku tangkap hanya sukacita tanpa penjelasan yang lebih detail. Sampai suatu hari saat COOL …


Dari dalam diriku ingin sekali cerita hal ini, akhirnya aku memutuskan untuk cerita sama teman-teman yang hadir saat itu. Dasyatnya, terkonfirmasi dari kakak Pembina (mungkin) isi hati Tuhan untuk kami. Kakak pembinaku cerita, ketika sedang membeli snack dan menuju tempat COOL, dalam hatinya bilang : “Kamu harus lakukan itu dengan sukacita.”, kakak selanjutnya cerita, ketika Saat Teduh dapat tentang sukacita. Wahh… Amazing banget bukan ?


Dari sharing-sharing itulah aku belajar apa itu sukacita.


Filipi 4:4 berkata : “Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah!”

Ini merupakan suatu ajakan, himbauan,bahkan keharusan bagi kita.

Nah.. Kenapa menggunakan kata ‘bersukacitalah/sukacita bukan bersenanglah/senang ?

Mati kita lihat bedanya senang dengan sukacita ?

Senang adalah suatu keadaan yang membuat kita puas, lega, tetapi sifatnya sementara. Contoh : Dapat undian 10 Miliar, berhasil melakukan sebuah pekerjaan, dll.

Sedangkan sukacita adalah sesuatu yang berasal dari dalam yang membuat emosi kita tetap stabil. Adanya penguasaan diri.

Senang identik ada faktor luar yang mempengaruhi. Ketika faktor luar hilang maka senang pun bisa hilang. Kita bisa galau lagi.

Lain dengan sukacita, mau kita sedih, galau, menderita, kesel, punya masalah, kita tetap bisa sabar, tidak menampilkan muka muram atau emosionil.

Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan…..”

Kita sebagai manusia yang masih terdiri dari kedagingan ini, cenderung mudah galau jika sudah ketemu dengan kejadian yang tidak kita inginkan. Karena itu ayat di atas bilang : “dalam Tuhan” artinya apa ? Kita belajar taruh pengharapan sama Tuhan. Belajar yakin dan percaya Tuhan sanggup mengubah kegalauan menjadi berkat, menjadi bahagia.

SukacitaMu
Kau berikan bagiku
Dan damai dalam hatiku

Beberapa lirik lagu di atas, aku bisa merasakan betapa Tuhan Yesus sungguh mengasihi aku, kamu, mereka. Jangankan sukacita Ia berikan, tetapi nyawa-Nya pun rela Ia berikan. Ini jadi satu pesan buatku, seharusnya aku tidak lagi setengah hati lakukan apa yang Tuhan percayakan. Tidak perlu larut dalam badai hidup yang datang.

“Sebab sukacita Tuhan adalah kekuatan kita”

Hai ..

:) ini senyumku, mana senyummu ?


Filipi 3 :1a “Akhirnya, saudara-saudarku, bersukacitalah dalam Tuhan”





Senin, 15 Agustus 2016

Filosofi Ice Cream

Filosofi itu apa sih ?

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) : Pengetahuan atau penyeledikan dengan menggunakan akal budi mengenai hakikat segala yang ada, sebab adanya sesuatu, asal adanya sesuatu, dan hukumnya. Ilmu yang berintikan logika, metafisika, estetika, dan epistemologi.

Gimana menurut para ahli ?

Displin ilmu yang berfokus pada pencarian dasar-dasar serta penjelasan yang nyata (Chinn & Krammer : 1991)

Ungkapan seseorang mengenai sikap, nilai, dan kepercayaan, walaupun pada waktu yang lain ungkapan tersebut menjadi ideology kelompok/ kelompok kepercayaan. (Moya Davis : 1993)

Pendekatan berfikir tentang kenyataan meliputi tradisi, agama, marxime, existentialisme dan fenomena yang berhubungan dengan kesehatan masyarakat (Pearson & Vaughan : 1998)

Karena banyaknya pengertian menurut para ahli, kita dapat mengambil benang merahnya, yaitu :
Bidang ilmu yang mencari hakikat kebenaran mengenai segala seuatu.

Dan Filosofi bagi Jessica adalah

MAKNA.

Singkat, padat, dan jelas yaa :D


Es krim buatku, bukan hanya rasanya yang manis, bentuknya yang unik, tapi juga pelipur laraku. Es krim makanan paling ajaib kalau sedang mengalami kegalauan atau kesedihan. Betapa tidak, setiap suapan es krim yang aku makan mampu menghadirkan ‘pelangi’ lagi (terkesan hiperbola sih). Karena itulah, akhirnya aku memaknai sesuatu :

Tidak mungkin ada es krim jika tidak ada pencampuran bahan-bahan pembuat es krim.
Hidup juga seperti itu, ada canda tawa, suka, duka semuanya harus bercampur jadi satu supaya jadi adonan hidup.


Lalu es krim diberi rasa/aroma. Rasa atau aroma pun bisa pilih, mau coklat, Vanilla, Stawberry, dan lain-lain.  Dalam hidup, kita bisa pilih mau rasa apa kita jalanin perjalanan ini.


Kemudian dibekukan agar bisa dinikmati. Terkadang, kita harus melewati masa pembentukan untuk mencecap manisnya pedewasaan.


Es krim tidak bisa bertahan lama dalam suhu panas, karena itu sesegera mungkin memakan es krim tersebut. Hidup kita, sesegera mungkinlah temukan makna, tujuan hidup, perbaiki kesalahan-kesalahan dan nikmati apa yang tersaji.


Terakhir, saat memakan es krim, jangalah terburu-buru, selain takut keselek, bisa buat pening kepala. Hidup, jangan terlalu berfokus pada pencapaian target, tetapi nikmati setiap perjalanannya. Adalakanya yang Tuhan mau bukan hasilnya tapi prosesnya.

Titik pembelajaran dari es krim yang aku dapatkan adalah...
 
Jadilah pemberi ‘pelangi’ dimana pun, kepada siapa pun yang kita jumpai bahkan membutuhkan. Lakukanlah dengan hati senang tanpa beban. 


Ini filosofiku, apa filosofimu ? 


Filipi 3:1a "Akhirnya, saudara-saudaraku, bersukacitalah dalam Tuhan."


Selasa, 09 Agustus 2016

5 Nasihat Alkitab Buat Kamu yang Sedang Menanti Pasangan


Tuhan suka membuat kita menunggu. Tentu saja Dia melakukannya dengan alasan yang baik. Kadang kita perlu waktu untuk mencari tahu apa yang sebenarnya kita inginkan dan butuhkan dalam hidup.  Dalam beberapa kasus, kita perlu sebuah ruang tunggu untuk menyadari bahwa sesuatu yang kita kejar sangat tidak tepat buat kita. Ada saat-saat ketika kita dibuat harus menunggu agar kita bisa memahami betapa berharganya sesuatu itu dalam hidup kita.

Menanti atau menunggu adalah momen yang tepat untuk mengoreksi kembali keinginan kita. Jika kamu adalah salah satu orang yang sedang menanti pasangan hidup yang istimewa dari Tuhan, jangan biarkan masa-masa menunggu Anda hanya kesia-siaan belaka.Menghabiskan waktu bersama seseorang yang kamu yakini akan menjadi pasangan hidupmu seumur hidup adalah momen yang juga diinginkan Tuhan darimu. 

 

Berikut 5 nasihat Alkitab yang patut kamu lakukan selama masa penantianmu menemukan pasangan hidup:

1. Hidup dengan positif
Tetaplah positif karena bersikap negatif tidak membawamu kemana-mana. Bersikap dan berpikiran negatif hanya akan membuatmu mengejar orang yang salah. Hal ini didorong oleh kecemasan dan ketakutan bilamana kamu tak akan menemukannya. 

“Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.” (Filipi 4: 6-7)

2. Jangan salah pilih
Banyaknya perbedaan muncul diantara pasangan seringnya menjadi alasan terjadinya perceraian. Jadi sebelum tergesa-gesa, tanyakan terlebih dahulu siapa pasangan yang tepat itu? Atau jika kamu menemukan perbedaan, bersikap kompatibel-lah terhadap pasanganmu. 

“Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap?” (2 Korintus 6: 14)


3. Utamakan Tuhan
Tuhan harus tetap menjadi sosok nomor satu setelah pasanganmu. Jika Tuhan sudah menjadi pusat hidupmu, maka kamu akan lebih bisa membawa pasanganmu hidup lebih dekat kepada-Nya
 
Kemolekan adalah bohong dan kecantikan adalah sia-sia, tetapi isteri yang takut akan TUHAN dipuji-puji.” (Amsal 31: 30)


4. Siap untuk mencintai dan dicintai
Pasangan hidup adalah seseorang yang bersedia menghabiskan sisa hidupnya bersamamu. Itu artinya kamu adalah sosok yang dicintai. Tuhan pun pastinya berpikir begitu. Cara terbaik untuk mempersiapkan diri untuk menjadi pasangan suami istri adalah saling menerima dan menghargai satu sama lain dengan dasar kasih yang luar biasa dari Allah Bapa. Hubungan yang didasarkan oleh kasih yang tulus menggambarkan tentang kasih Tuhan kepada kita. 

“Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya.” (Efesus 5: 25)


5. Kesabaranmu sepadan dengan yang kamu dapatkan
Luapan kasih yang mungkin kamu saksikan saat menghadiri acara pernikahan bisa saja akan membuatmu menjadi lebih sabar dalam menanti pasangan hidup. Karena cinta sejati itu memang layak menunggu. Akan diperlukan kesabaran ekstra untuk menemukan seseorang yang pantas. Karena sesuatu yang istimewa seringnya tidak mudah didapatkan. 

“Isteri yang cakap siapakah akan mendapatkannya? Ia lebih berharga dari pada permata.” (Amsal 31: 10)

 

(Sumber : Jawaban.com)