Sabtu, 13 September 2014

Kesempatan kedua


"Hidup itu penuh kejutan"

"Brak"
Malam itu, tepatnya 13 Agustus 2014 sekitar pukul 20.00 WIB kami (aku, papi, dan mami) melintasi jalanan yang biasa kami lewati di kompleks rumah. Motor yang dikemudikan oleh papi melaju 20 km/jam. Kira-kira 500 meter dari pintu utama kami melihat sepeda motor dari berlawan arah melaju kencang. Atas dasar itu, motor kami berjalan sedikit menepi guna menghindari motor tersebut. Namun alam berkata lain, sang motor kencang menabrak body depan motor. Kami yang tak kuasa menahan pun terjatuh, sementara si penabrak jatuh beberapa sentimeter di belakang kami. Perlu diketahui, jalanan di kompleks tersebut dilalui dua arah. Seketika, jalan menjadi ramai. Aku hanya mampu duduk tergeletak dan berteriak mengenai kaki ku yang terasa sakit sekali. Sedetik kemudian, mami terbangun, sementara papi berusaha untuk bangkit dengan luka di tangan dan kakinya. Beberapa warga menolong kami juga melihat layaknya sebuah sinetron. Singkat cerita, kami diantarkan pulang oleh tetangga dan memanggil tukang urut sebagai pertolongan pertama kami.


"Tetap mengucap syukur apapun prosesnya :') Setia sampai akhir :')"


Sebulan setelah kecelakaan...
Selama 1.460 hari selalu ku lewati jalan itu. Jalan utama yang menghubungkan jarak antara rumah satu dengan rumah lainnya. Selama 1.460 hari tak pernah terpikirkan jalan yang cukup menampung beberapa kendaraan tersebut menjadi bagian dari cerita kehidupan ini.

Sebulan setelah kecelakaan...
Masih teringat jelas bagaimana detik mengubah dengan cepat. 
Canda menjadi sedih.
Tawa menjadi tangis.
Sepi menjadi ramai.
Suka menjadi duka.
Detik,
Bagian kecil yang mampu menciptakan menit, jam, hari, minggu, bulan, hingga tahun.

Sebulan setelah kecelakaan...
Hidup bukan saja hitam dan putih
Seperti pelangi,
Memiliki aneka warna terbias dari setiap peristiwa-peristiwa yang terjadi
Hidup bukan saja milikku
Tetapi milikmu, milik kita, milik mereka

Sebulan setelah kecelakaan...
Secara manusiawi sulit menerima semua ini
Ada pedih yang berusaha menggerogoti relung hatiku
Ada pesan terselubung yang mencoba ku mengerti

Sebulan setelah kecelakaan..
Yang aku tau ini bukan kebetulan
Yang aku tau ini proses kehidupan
Ya, proses.
Bahwa sesungguhnya hidup itu proses.
Bahwa sesungguhnya hidup itu belajar.

Sebulan setelah kecelakaan...
Waktu boleh saja melukiskan kecelakaan tetapi ketahuilah selalu ada tangan-Nya yang perkasa menopang kita. Papi tangan dan kakinya luka, mami yang sedikit pun tak terluka, dan aku kaki kanan mengalami cedera (akibat benturan yang keras dari motor itu).

Sebulan setelah kecelakaan...
Masih di malam yang sama, tak IA restukan nyawaku terhanyut bersama kali atau pun pingsan. Sungguh, tangan-Nya yang perkasa membuatku tetap kuat berdiri. Membuat mataku tetap melihat orang-orang sejagat raya. Membuat telingaku tetap mendengar alunan lagu hidup ini. Membuat tanganku tetap merasakan kelembutan semesta.

Sebulan setelah kecelakaan...
Kita tidak pernah tau
Kapan waktu kita habis di dunia ini
Kita tidak pernah tau
Dengan kisah apa kita kembali kepada Kuasa
Kita tidak pernah tau
Malaikat mana yang DIA utus menjemput kita

Sebulan setelah kecelakaan...
Jika hari ini kita hidup
Itu bukan rutinitas
Jika hari ini kita bernafas
Itu anugerah terindah dari-Nya
Dan jika hari ini kita bernyawa
Karena masih ada tulisan-Nya yang belum usai

Sebulan setelah kecelakaan...
Jatuh, berdiri lagi
Kalah, mencoba lagi
Gagal, bangkit lagi
Sampai TUHAN berkata :
"Waktunya pulang"

"Tuhan adalah pemegang kendali kehidupan kita, dan Dia pasti mengarahkannya untuk suatu tujuan akhir yang sempurna"


(Jessica Natallia)