Minggu, 18 Agustus 2013

Percaya




Hai, hai, para pembaca blogger ..
I’m come back. Hihihi^^
Sekmen kali ini Jessica mau kesaksian, berbagi sharring gitu deh.. hehehe..
Yuck merapat adik-adik, kakak-kakak, om, tante, nyaaakkk, babe, tak terbatas umur dah :D
Cekidot..

Ujian yang paling berat adalah yang kita temui setelah lulus ujian sekolah, yang kita sebut 'kehidupan.' - Mario Teguh

Sebagian dari teman-teman yang taun ini lulus sudah merancangkan ia akan kuliah ataukah bekerja? Kalau memilih kuliah, sudah ada yang mengikuti berbagi tes ujian masuk dan yang memilih kerja pasti sudah cari-cari lowongan pekerjaan. Hal yang sama juga aku rasakan. Kuliah atau bekerja? Dan pilihan saya adalah bekerja sama seperti ikrar awal masuk SMK. Namun, pilihan yang aku buat tidaklah semudah yang terbanyangkan. Dan disinilah aku mulai merasakan apa itu ‘kehidupan’.

Setelah dinyatakan lulus pada 24 Mei 2013 lalu, keyakinanku mulai goyah. Tiba-tiba saja aku ingin kuliah. Muncul kerinduan untuk kuliah karena setetes air di tengah kekeringan itu. Galau nih ceritanya mau tetap lanjutin pilihan pertama atau pindah ke pilihan kedua? Doalah  dan jawabannyaaa... LANJUTKAN!(red.pilihan pertama) Oke, tapi masalahnya gak sampai disitu aja. Aku mulai nanya dan minta Tuhan dimana tempat terbaik itu?

Terus keluarga merekomendasikan aku untuk melamar disalah satu bank. Jujur, dari awal direkomendasikan rasanya kok gak tertarik yaa? Hati tuh kaya gak rela gitu. Cukup bergumul dan minta Tuhan kuatkan dan teguhkan. Sampai akhinya aku mencoba me‘iya’kan kemauan keluargaku walau berat hati juga sich (hehehe). Disamping aku menunggu panggilan interview di bank tersebut, aku juga menaruh lamaran di tempat lain. Sampai satu minggu sebelum lebaran, aku dapat panggilan interview di bank. Setelah terima telepon, aku malah gundah gulana, gak nyaman, cius deh. Sementara tampak jelas keyakinan keluargaku aku pasti diterima disana.

Malamnya, Cuma bisa nangis dalam doa. Entah apa yang aku tangisi. Doaku Cuma minta yang terbaik, yang sesuai dengan tujuan Tuhan dalam hidupku. Besoknya aku jalanin interview itu dengan sebekal wejangan dari keluargaku. Jam demi jam aku lalui, namaku  disebut, interview dan hasilnyaaaaaa “Maaf, kamu masih belum memenuhi persyaratan kami” keluar ruangan>> LEGA. Lalu, ku kabari keluarga kalau ternyata aku gak lolos. Sampai dirumah , suasana jadi agak beda gitu, tegang, mencekam mungkin, dan berbagai pertanyaan muncul layaknya aku ini seorang narapidana.

Jauuuuhhhhh dari mereka pahami, aku justru mengalami sukacita luar biasa. Loh kok bisa? Jelas, karena dari peristiwa itu aku belajar sesuatu lagi. Dan 3 hal ini yang aku dapat:
1.      Apa yang sempurna bagi manusia belum tentu sempurna buat Tuhan
2.      Bukan tanpa alasan Tuhan izinkan kita ada dimana kita berada sekarang. Pertanyaannya: kamu mau tetap kejar alasan itu atau berpesta ria dengan hidupmu sendiri?
3.      Tuhan Yesus adalah Allah yang tidak pernah salah menetapkan tujuan di hidup kita.
Sukacitaku penuh ketika Tuhan kirim ‘malaikat tanpa sayap’ dan Quotes dari radio yang tak sengaja aku dengar. Baca kisahnya disini. Benar-benar luar biasa!

Sayangnya, sampai saat ini masih ada sisa-sisa ‘kegelisahan’ keluargaku yang membuatku jadi agak tertekan. Aku pahami, mereka kecewa karena aku gak lolos ditempat itu. Iya, aku tau gak ada satu pun keluarga, apalagi orang tua yang tak menginginkan yang terbaik bagi anaknya. Anjuran mereka kesana, aku tau karena salah satunya cukup ‘menjanjikan’ masa depan. Tapi balik lagi, banyak rancangan di hati manusia tapi keputusan Tuhanlah yang terlaksana. Yaa.. Mungkin mereka belum cukup lapang menerimanya.

Rasa tertekan itu hampir buat aku frustasi karena massiiiihhh aja dibahas di sela-sela waktu lain. Aku malah bingung dan aneh sendiri, aku yang ngejalanin aja gak ngerasa nyesel tapi kenapa mereka nyesel? Dan Puji Tuhan, Dia masih dengar doaku, Tuhan Yesus menolong aku dari rasa tertekan yang ‘menghantui’ dengan rhema yang aku dapat sewaktu ibadah youth.

Hari itu ayat yang dibukakan adalah Wahyu 3:7-13. Ketika aku baca ayat ke 7, Tuhan ingatkan aku dengan satu lagu..
Segala perkaraku ku serahkan padaMu
Allah pembelaku
Segala kuatirku ku taruh dikakiMu
Allah Pem’liharaku

Reff:
Bila Kau yang membuka pintu
Tak ada satupun dapat menutupnya
Bila Kau yang mengangkat aku
Tiada yang dapat merendahkanku.

Pernah dengar kan sodara-sodara? Kalau ada yang belum pernah dengar monggo di download judulnya Bila Kau Yang Membuka Pintu.Hihihi^^

WaktuNya bukanlah waktu kita. Just Believe! Dan bukan sekedar percaya tapi SUNGGUH-SUNGGUH percaya. Itu loch yang Tuhan mau.

Sungguh-sungguh disini bicara kualitas. Tuhan ingatkan dan mau untuk aku dan kita semua memiliki kualitas tersebut. Berapa sering kita berkata: “I Believe in You”  Tapi nyatanya  Cuma ada di bibir aja. Tuhan seperti bertanya cukup keras “Dimana hati kamu?” Tuhan rindu kita percaya dengan hati, iman, dan penuh ucapan syukur. 


 
Sodara-sodara terkasih,
Yuk kita renungkan ini dan tanya pada diri masing-masing, sudah sejauh mana kualitas percaya kita sama Tuhan? Apakah hati kita sepenuhnya bergantung pada Yesus? Hari ini kita sama-sama belajar untuk menjadi orang-orang yang bukan sekedar berkuantitas tapi juga berkualitas.

“Hidup itu seperti tas yang kita jinjing. Jika kamu kuat, tas yang berat terasa ringan. Jika kamu lemah, tas yang ringan itu akan terasa berat”


Sekian kesaksian dan sharring dari Jessica. Sampai berjumpa di episode selanjutnya.
Jesus Bless You =))

Tidak ada komentar:

Posting Komentar