Rabu, 08 Mei 2013

Setetes Air Ditengah Kekeringan(2)



TaMu, Panggilan dan Tujuan Hidup
Entah mengapa mimpi tentang Amsal 16 itu hari makin hari membuatku penasaran dan ingin sekali mengetahui apa maksudnya. Selang seminggu, Tuhan membukakan lewat ibadah Youth beberapa waktu lalu. Dan kakak yang membawakan sharringnya mengambil ayat dari Amsal 16:4. Wah, ajaib banget kan tepat Amsal 16! Disitu aku dapat sesuatu yang membuat aku terus merenungkan sampai sekarang dan mulai mengerti apa maksud Tuhan dari semua ini. Mau tau apakah itu ?? Teruskan membacanya :D

Dalam perenungan itu Tuhan mengingatkan aku tentang TaMu. Kalau diawal sempat  mengulas sedikit tentang TaMu. Dibagian ini aku coba menjelaskan siapa dan impact TaMu.                             TaMu sebuah media berbasis tabloid yang kurang lebih sudah berdiri tiga tahun yang berdominasi dengan anak-anak muda. TaMu sudah berhasil membangkitkan anak-anak muda yang  (ternyata) memiki kompeten dibidang jurnalistik. Terkadang, hidup perlu gelombang dan  ombak itu mengampiri TaMu berakhir pada perhentian nafas. Tidak ada yang rela, (apalagi) aku yang baru enam bulan (red.Maret)  menjadi bagian dari TaMu. Tidak bisa menggambarkan seperti apa duka itu. Seberapa lama waktu yang tlah ku lewati bersamamu TaMu, tetap semuanya jadi yang indah di hidupku. Aku tidak mengerti mengapa keberadaan TaMu harus usai secepat ini. Kala itu, ada mimpi yang tiba-tiba muncul dan ingin wujudkan bersama TaMu. Manusia memang boleh berencana tetapi keputusan Tuhanlah yang terlaksana.

Bagaiku, TaMu adalah setetes air ditengah kekeringan. Mengapa aku berkata demikian? Iya, hanya karena setetes airnya, itu mengubah ‘image’ proses yang aku jalanin dan aku pahami bahwa semuanya memang rencana Tuhan dalam hidupku. Setetes air yang diberikan juga menggerakkan tangan Tuhan untuk menunjukkan tanah subur yang aku sangat rindukan. Tidak hanya menunjukkan tanah subur itu namun Tuhan sendiri ada didalamnya dan sampai pada titik perenungan ini.

Aku cuma ingin bilang sama TaMu, kalau kamu bisa menjadi setetes air buatku pasti kamu sudah menjadi matahari, bintang, daun, bunga, apapun untuk jutaan orang-orang diluar sana. Aku tau fisikmu memang tiada tapi Roh mu ada disetiap jiwa-jiwa yang kamu hampiri. Keberadaan kamu tidak ada yang sia-sia.
 Aku belajar bahwa sesungguhnya perjalanan hidup ini adalah panggilan, termasuk kematian.

Keberadaan kita saat ini, di keluarga, di sekolah, di kampus, di kantor, dimana pun bukan sekedar pilihan semata, tetapi memang ada maksud. Tuhan tidak sedang iseng sewaktu menciptakan kita, sesungguhnya Dia telah tetapkan satu tujuan dalam hidup kita. Masing-masing dari kita Tuhan sudah taruh satu tujuan mulia, bahkan orang cacat secara fisik pun Tuhan taruh tujuan mulia itu.  

Memang tidak semudah membalikkan telapak tangan untuk mencapai setiap panggilan dan tujuan hidup itu. Dibutuhkan proses demi proses yang harus kita lewati. Tidak jarang proses itu seperti emas yang dibakar supaya semakin murni dan punya nilai yang tinggi. Ketika kita yakin dan percaya akan panggilan dan tujuan hidup kita pasti kita bisa melewati semua itu dan meraih hadiah istimewa yang Tuhan telah siapkan untuk kita.


Finally, setetes air ditengah kekeringan itu menjadi sejarah dalam hidup yang bergema didalam keabadaian. Setetes air yang Tuhan pakai untuk menyatakan betapa dasyat dan ajaib-Nya Tuhan Yesus atas hidupku. Untuk bilang kalau Tuhan punya ‘blue print’ hidupku dan Dia tidak  pernah tinggalkan aku sedetik pun. Tangan-Nya selalu menopang dan pelukan-Nya selalu memberi ketenangan, sukacita dan damai sejahterah. Aku sangat bersyukur Tuhan izinkan banyak proses terjadi. Aku tau bahwa proses itu untuk terus ‘mengasah’ kehidupan agar semakin tajam dan tepat pada sasarannya. Dan lewat proses juga aku belajar kalau kebanyakan manusia memilih hasil, sementara Tuhan lebih menghargai proses. Dari proses itu sebenarnya Tuhan melihat dan menyelidiki hati kita.



“Dan mereka yang ditentukan-Nya dari semula, mereka itu juga dipanggil-Nya. Dan mereka yang dipanggil-Nya, mereka itu juga dibenarkan-Nya. Dan mereka yang dibenarkan-Nya, mereka itu juga dimuliakan-Nya. (Roma  8:30)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar