Kamis, 10 Oktober 2013

DIA Penulis dan Sutradaku

Lama tak cuap-cuap.. Haha.(pengen banget dikangenin)
Baiklah aku mau bercerita ria dulu
(Selamat membaca)
(yang gak mau baca gak apa-apa)
(Close aja tapi jangan nyesel loch)
:D :D

"Hidup itu perjuangan kalau mau mengalami kemenangan demi kemenangan"

Setelah dinyatakan lulus 24 Mei silam, aku telah menetapkan langkah untuk bekerja. So, aku pun mulai mencari lowongan pekerjaan , bikin cv, interview, dan sebagainya. Awalnya aku ragu dengan keputusan ini. Kenapa? Karena disisi lain aku ingin kuliah. Kalian masih ingat sama cerita ini ? 

Usai tak diterima disana, aku mencari lowongan lain. Entah kenapa, rasanya cukup berat melalui 'medan' ini. Ada aja hal-hal yang membuatku cukup tertekan. Pengen bangkit, tapi kaya dijatuhin lagi. Kalau dilihat secara kasat mata, mungkin aku 'slow' banget. Seolah-olah aku gak ada niat sama sekali untuk bekerja. Hanya Tuhan yang tau sich, dibalik kasat mata itu ada apa? Dari awal aku cuma berdoa, "Tuhan, berikan aku tempat pekerjaan yang terbaik dan sesuai dengan tujuan Tuhan.". Cuma itu yang aku pinta. 

Ternyata cari pekerjaan itu gak gampang. Dari hari-hari 'penantian' itu, Tuhan tetep sertai aku dengan kasih aku pelajaran demi pelajaran. Salah satunya, nikmati dan cintai proses. Tuhan ajar aku untuk tetap percaya dan cintai proses. Tuhan kasih aku gambaran kalau proses itu kaya bungkus kado. "Yang harus kamu lakukan buka bungkus kado sampai kamu temukan hadiah didalamnya". Dari situ aku belajar untuk cinta sama proses dan nikmati 'ombak'nya.

"Orang yang tidak mau di proses berarti ia kehilangan sesuatu yang paling indah dan berharga di hidupnya"

Singkat cerita, minggu ketiga bulan September adalah minggu 'interview'. Empat hari aku interview dan satu hari datang ke job Fair. Aku menjalani semua itu dengan 'bekal' yang Tuhan kasih tadi. Dan benar, aku merasakan betul bagaimana asyiiknya proses itu. Yang aku bayangin cuma satu, hadiah istimewa yang aku temukan dibalik bungkus kado itu :) Janji dari empat perusahaan tersebut adalah satu minggu. Namun dalam waktu tersebut tidak ada kabar.

22 September 2013
Usai ibadah JC aku makan siang bareng ciwiciwi yang letaknya tak jauh dari gereja. Pas mau beranjak dari tempat makan, tiba-tiba datang seorang ibu yang akrab disapa tante Yuli menghampiri aku. Dengan penuh antusias ia bercerita kalau ada lowongan pekerjaan ditempat suaminya bekerja. Lalu aku diajak ketemu sama suaminya dan berbincang mengenai pekerjaan itu. Akhirnya aku memutuskan untuk kirim cv dan dua hari berikutnya tepat hari selasa aku ditelepon. 

24 September 2013
Bertempat di komplek perkantoran Griya Artha Mas aku memenuhi panggilan interview. Kesan pertama datang, "ooohh.. Gini. Hmmm".  Bertemulah aku dengan  seorang laki-laki yang gak mau di panggil Bapak. So, aku panggil ia Ko Tirta. Ini interview tercepat kedua dari beberapa perusahaan yang aku 'kunjungi'. 15 menit. Ko Tirta cuma bilang, "Keputusan ada di tangan kamu". Keluar dari tempat itu, ada 'sukacita' yang mendadak menyerbu.(Bukan karena habis ketemu cowo keren loch). Atmosfernya beda dari beberapa perusahaaan lainya. Pertanyaan aku sama Tuhan cuma satu, "Tuhan berkenan gak?". Setelah melalui doa dan 'kode'dari Tuhan, aku berkata:"Ini hadiah istimewanya" :) 

"Prinsipnya Tuhan itu kreatif. Jadi setiap jawaban doa kita dengan orang lain berbeda-beda tapi tepat pada waktunya" 

Tuhan Yesus memang super kreatif. Selalu ada 1001 satu cara yang tak pernah terpikirkan oleh kita. RencanaNya selalu ajaib. Ini minggu keduaku berada ditempat ini, dan aku teringat dengan satu kalimat guru KOM ku yang berkata "Tuhan tuntun dengan damai sejahterah". Aku semakin yakin, damai sejahterah yang dimaksud adalah perkenanan Tuhan, sukacita yang tiba-tiba menyerbu adalah tuntunan Tuhan Yesus atas hidupku.

"Seorang sutradara pasti paham akan kemampuan aktor dan aktrisnya saat diberikan peran. Begitu juga dengan Tuhan, Ia sangat mengerti seberapa sanggup kita memerankan 'tokoh' dalam 'film-Nya'. Kalau pun 'peran' itu dirasa sulit, artinya hal tersebut merupakan kesempatan kita untuk belajar mengasah 'bakat akting' kita. Tidak ada seorang aktor atau aktris bisa tetap 'eksis' jika tidak disertai peningkatan kualitas 'seni peran'nya".

Disinilah aku diberikan satu pengertian, bahwa semua proses yang ada tujuannya bukan untuk membuat kita celaka. Tujuannya cuma satu, meningkatkan kualitas diri kita dan makin bergantung sama Tuhan.

"Pada akhirnya kita pun mengerti, setiap cerita yang IA tulis selalu berakhir INDAH dan HAPPY ENDING"

Terima kasih Bapa, Engkau selalu membuatku bertahan :')
I need you  more and more of YOU <3

Setiap anak tangga kehidupan yang kita lalui, Tuhan pasti pegang tangan kita.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar