Kamis, 14 Juli 2016

Trauma

Berawal dari kecelakaan beberapa tahun lalu, menyebabkan sebuah trauma di dalam diri saya..

Pertama, tidak mau naik motor

Kedua, tidak mau melewati jalan dimana kecelakaan itu terjadi (secara tiap hari lewat situ terus)

Hingga titik paling ekstrim versi saya adalah mengalami ketakutan yang amat besar terhadap kopaja. Kok bisa?

Kopaja salah satu transportasi umum yang saya gunakan untuk berangkat dan pulang bekerja setiap hari. Kita tau banget gimana para supir kalau udah bawa kopaja, suka kebut-kebutan apalagi kalau ada temannya di depan bisa serobot sana sini tanpa mikir panjang. Sebelum kecelakaan, saya biasa dengan hal itu tapi setelah kecelakaan semua berubah.

Suatu hari, saat berangkat kerja. Saya naik salah satu kopaja yang sudah menunggu di pangkalan. Awalnya biasa aja Pak supir mengendarainya, beberapa ratus meter kemudian, Pak supir menancapkan gasnya kenceng banget dan setelah di tengok Pak supir mengejar kopaja di depannya. Singkat cerita, kopaja yang saya naikin hampir terbalik karena Pak supir yang mencoba mendahului kopaja di depannya.

Selama beberapa bulan saya tidak mau naik kopaja dan memilih naik kendaraan umum lain meski makin jauh perjalanannya.

Pernah satu kali, mencoba kembali naik kopaja (sesungguhnya nolak banget). Hari itu saya gak sendiri tapi di temenin mami. Tau apa yang terjadi ? Keringat dingin, kaki gemetar, bersyukurnya dapat duduk dan sepanjang perjalanan bersembunyi di pelukan mami.

Kini, saya tidak takut naik motor, berjalan di tempat kecelakaan itu, dan naik kopaja lagi. Saya tidak ingat pasti bagaimana semua bisa kembali. Namun, dukungan orang-orang terdekat, keluarga, dan satu Pribadi yang luar biasa yaitu Tuhan Yesus yang memampukan saya melaluinya.

Watch this is :
https://next.yesheis.com/shares/30c605e810ba4f7593636337531b3368

Tidak ada komentar:

Posting Komentar