Jumat, 04 Juli 2014

Hanya Sesaat Saja

Lembaran ke-4
Juli 2014.

"Pengharapan itu adalah sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita, yang telah dilabuhkan sampai ke belakang tabir"

"Papi, pinjam motornya aku mau antar Jessi ke depan" pinta koko Randy

"Udah papi aja yang antar" jawab papi.

                                                                    ***

Pagi ini, (mungkin) adalah temu kangen papi bersama motor kesayangannya setelah sebulan 'ditelantarkan'. Tampak senyum bahagia terpancar dari wajahnya. Pagi ini, papi jalan-jalan (untuk jarak yang tidak jauh) bersama mami (pertama kali) lalu denganku. Bahagia, perkembangan papi jauh lebih sempurna dari sebelumnya. Papi pulih.


Di dalam Tuhan, tidak ada kejadian tanpa maksud dan rencana-Nya. Begitu pula, dengan petir yang tiba-tiba datang di 'istana kami'. Papi terkena strock ringan dan pembuluh darahnya pecah sangat mendukakan hati kami. Seumur-umur tidak pernah kami terpikirkan dengan penyakit mengerikan itu. Rasanya seperti mimpi. Tapi ... Ini hidup. Ini kenyataan.

Secara manusiawi, untuk melewati hari-hari di bulan Juni sangat berat (ditambah banjir 2 kali) bahkan rasanya tidak sanggup. Berbagai intimidasi datang yang membuat hati kami tambah pilu. Namun, yang membuat kami bersyukur ketika kami memiliki saudara-saudara seiman yang tidak henti-hentinya mendukung dan menguatkan kami. Mereka yang mengingatkan kami untuk tetap percaya, tetap berharap, tetap berdoa, dan mengadalkan Tuhan.

Perjalananan 30 hari ...

Setiap melihat timeline twitter atau membaca artikel aku selalu menemukan informasi-informasi yang berkaitan dengan penyakit papi. Ada rasa sedih sekaligus pembelajaran yang ternyata terlupakan. Contohnya ini :

"Langsung mengguyur air ke kepala saat tubuh panas dapat memicu stroke ringan, penyakit jantung, dan tekanan darah tinggi" (fakta google)

Dari semua informasi-informasi yang aku temukan, aku diingatkan kembali tentang benih. Awalnya benih itu kecil tapi seiring berjalannya waktu, benih tersebut bertumbuh, besar dan semakin besar.
Artinya apa ? Jangan menggangap remeh hal-hal kecil karena mampu menghasilkan dampak yang besar. Dampak terbagi dua, negatif atau positif. Itu bergantung dari benih apa yang kita tanam dan rawat. Kalau benihnya baik (contoh: Tidak merokok, asupan makanan yang di jaga, istirahat cukup, pola pikir yang terkendali) maka dampaknya positif. Kalau benihnya buruk (contoh: merokok, pola makan yang tidak di jaga, pola pikir yang tidak terkendali, kurang istirahat) maka dampaknya negatif. Guys, mari kita renungkan, benih apa saja yang sudah kita tanam dan rawat selama ini ?

 ***

"Ayah. Ia adalah guru terbaik yang tak banyak bicara. Cintanya untuk keluarga luar biasa. Dan ia, jauh dari sempurna."

Ketika papi sakit, mata hatiku seperti dibukakan sangat lebar. Apa yang aku kenal dari seorang papi selama ini, seperti tidak ada apa-apanya. Jauh bahkan sangaaaaatttt jauhhh (ternyata) ada yang aku tak pahami. Saat itu aku belajar, membangun bahterah rumah tangga itu tidak mudah. Kalau selama ini kita hanya melihat Ibu yang paling cerewet, paling kuatir, paling sayang, paling dan paling lainnya, ingatlah ada Ayah yang lebih memikirkan semua itu. Jadi, tidak alasan papa atau mama jahat sebab mereka sangat mencintai kita (anak-anaknya) melebihi dirinya sendiri. Belajarlah untuk mengerti mereka bukan saja memaksa ini dan itu.

"Dibalik mama yang hebat ada papa yang tangguh"
***

Di era globalisasi ini maunya serba cepat. Instan. Tak heran banyak yang gagal ketika menghadapi sebuah proses. Proses memang tidak enak, tapi hasilnya jauh lebih memuaskan dari yang instan. (baca: mencintai proses). Belajar setia sampai akhir.

***

"Belajar berserah sepenuhnya kepada Tuhan artinya menanggalkan kekuatiran atau ketakutan lalu mengenakan kepercayaan dan ketenangan di dalam hidup kita."

Ketika kita mau belajar angkat tangan kepada Tuhan, DIA pasti turun tangan. kalau direnungkan dan dipikirkan juga semua yang kita punya (keluarga, teman, kerabat, jabatan, uang, barang-barang, dll) adalah milik Tuhan. IA berhak melakukan apa pun atas semua itu. Berserah bukan berarti menyerah. Sederhananya, belajar percayakan hidup kita sama Tuhan, maka irama hidup ini menjadi ringan dan indah pastinya :)

"Lepaskan segala sesuatu kepada "YESUS" tetapi jangan pernah melepaskan "YESUS" untuk 'sesuatu'"

***

Bahagia.

Kini, papi pulih. Papi yang kami rindukan telah kembali. Beliau sudah dapat melakukan aktifitas kesukaannya. Sungguh, semua karena penyertaan dan pertolongan Tuhan yang teramat luar biasa. Kami ada, kami mampu, karena Tuhan Yesus sendiri yang memberikan kekuatan dan kemampuan. Terima kasih untuk saudara-saudara seiman, teman, kerabat, saudara atas dukungan, doa, perhatian kalian. Tuhan anugrahkan kalian kepada kami untuk menjadi penyempurna tulisan-Nya. I love you all :))

"Jangan pernah berhenti dan menyerah pada kehidupan karena hanya Tuhan saja yang berhak menghentikan kehidupan kita."


Perjalanan ini masih panjang. Masih ada tulisan lain yang belum usai. Namun percayalah, IA takkan membiarkan kita jatuh sampai tergeletak sebab tangan kanan-Nya yang menopang kita. Terlebih, DIA telah lebih dulu berjalan di jalan yang sedang kita lalui. Belajarlah menikmati setiap irama kehidupan ini dengan ucapan syukur.


"Hanya sesaat lamanya Aku meninggalkan engkau, tetapi karena kasih sayang yang besar Aku mengambil engkau kembali."(Yesaya 54:6)

***


(Jessica)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar