Selasa, 25 Maret 2014

DIA Penulis dan Sutradaraku (2)

"Tuhan peluk aku sebentar saja aku lelah dengan keadaan ini"

Aku lelah.

Ya. Hanya ada kalimat aku lelah saat mengalami kebajiran untuk kesekian kalinya.

22 Februari 2014.
Hujan tak bosan membasahi bumi sejak semalaman (red. 21/02). Hari itu adalah hari weekend. Saat yang paling tepat untuk bersantai ria setelah seminggu disibukkan dengan pekerjaan di kantor. Rumah sepi, hanya aku seorang diri. Mami dan cici pergi, dede (kayanya) pergi juga, koko sekolah, papi kerja. Siang harinya aku ditelepon cici untuk nyusul mereka ke suatu tempat. Jujur malas banget, apalagi hujan awet kaya gitu, daripada berantem ujung-ujungnya aku memilih mengabulkan permintaan mereka. Sekitar jam 14.00 aku meningalkan rumah. Menyerbu derasnnya hujan akhirnya aku sampai ditempat yang dituju. Singkat cerita, kami pulang karena sudah sore. Mami pulang terlebih dahulu dengan naik ojek, sementara aku dan cici naik angkot. Beberapa saat kemudian, mami mengabarkan kalau kompleks rumah banjir, gak bisa lewat dan berpesan untuk menunggu ditempat awal kita bertemu sampai airnya surut.

Deg. Seperti ada pisau yang menancap di hatiku. Perih. Episode banjir kali ini adalah episode tanpa persiapan. Betapa tidak, biasanya kami selalu waspada dengan menaikkan barang-barang ke tempat yang lebih tinggi namun karena rumah kosong kami tidak bisa 'menyelamatkan' barang-barang itu, termasuk barang milik kantorku.


Pukul 23.00 WIB
Keadaan rumahku sungguh amat berbeda saat ku tinggal beberapa jam yang lalu. Berantakan, melebihi dari kapal pecah. Kami sekeluarga bekerja sama membersihkan seluruh sudut rumah yang penuh dengan air congklat. Hatiku hancur saat itu, sakit dan perih hingga menjelma menjadi air mata.

"Tuhan aku lelah"

"Tuhan aku lelah"

"Tuhan aku lelah harus setiap saat 'takut' dengan banjir"

Sebuah latar belakang adanya istana keluargaku ini membuatku tak habis pikir. Saat itu aku berkata:
"Apakah aku juga seperti mereka yang tidak memiliki pilihan ?"

"Tuhan masih pantaskah rumah ini menjadi tempat perteduhan kami ?"

Andai aku memiliki pilihan ...
tinggal di sebuah rumah yang tidak harus 'takut' saat banjir singgah.
Saat seluruh anggota keluargaku bersatu secara utuh
Andai aku memiliki pilihan ...

"Hidup ini membutuhkan beberapa lagu untuk menciptakan sebuah album dan menciptakan satu lagu memerlukan beberapa chord"


Cahayaku redup.
Hanya ada butiran bening yang setia menemani keredupanku.
Langkahku gontai, jiwaku entah dimana.
Hingga di minggu yang sama aku melakukan kesalahan (lagi) di kantorku.

Huff..
Aku pasrah
Aku siap jika keadaan buruk itu terjadi
Yang aku inginkan
Satu..
Istirahat...

"Jika ada di dalam chord yang sama hidup ini hanya menghasilkan BUNYI bukan NADA"

Tuhan baik.
IA menghiburku dengan memberikan sebuah pelajaran dari pekerjaan yang sedang aku tekuni. IA membuka mata hatiku yang 'buta'

"Lihat berapa banyak orang yang mengalami hal serupa ?"

"Lihat Jess.. Lihat"

Senyuman kecil menyapaku. Iya, aku baru menyadari apa yang aku alami bahkan di detik yang sama juga dialami orang lain. Hanya saja kita tak saling kenal dan dipertemukan. Sederhanya, "kamu tidak sendiri Jess"


Pasca22214
"Tanpa kamu sadari situasi dan masalah disekeliling kamu membuat kamu 'blank', kalut, dan panik. Kamu lupa Yesus setia dalam segala keadaan. Ingat, status kamu seorang yang dikasihi BAPA di Surga. Disaat tertekan, pikiran kamu akan menjadi tenang. Tuhan sudah siapkan jalan keluar untukmu. Yohanes 19:30 berkata "sudah selesai". Maka dari itu TUHAN YESUS KATAKAN PADAMU SAAT INI bahwa "masalahmu sudah selesai".

Kiriman pesan dari seseorang diatas sangat meneduhkan jiwaku yang masih gundah gulana. Satu yang aku dapatkan dari pesan itu: PERKENANAN

Anugrah yang paling indah di hidup ini ketika kita memiliki PERKENANAN TUHAN. Mungkin perkenanan Tuhan yang kita dapatkan tidak sesuai dengan 'impian' kita. Namun yakinlah, dibalik ketidaksesuaian dengan 'impian' kita. Tuhan sudah mempersiapkan hadiah super istimewa untuk kita. Yang terbaik menurut manusia belum tentu terbaik menurut Tuhan kan ? :). Bersyukurlah untuk setiap perkenanan yang Tuhan anugrahkan dan teruslah melangkah di dalam perkenanan itu.


Jika saat ini aku masih ada (di keluargaku, di kantorku) semua karena perkenanan Tuhan. kasihNya yang melingkupiku. IA yang telah lebih dulu berjalan di jalan yang sedang aku lalui. Harapanku hanya di dalamMU.


Gadget.
Seperti awan yang gelap perlahan berganti cahaya matahari, demikian minggu-minggu kelabuku bertukar posisi dengan senyuman, tawa, dan sukacita. Handpone kesayanganku rusak sejak beberapa bulan yang lalu. Tampaknya harus 'lem biru' (sudah tua mungkin). Ingin menggantinya tapi seperti ada yang tahan aku untuk menunda keinginan tersebut. Benar-benar diluar dugaanku (berfikir sejauh itu tidak) seseorang (yang tidak jauh dari kehidupanku) memberikan sebuah handphone untukku. Amazing banget.
Handphone yang diberikan sangat sesuai yang aku butuhkan dan harapkan. Lantas aku berfikir, apa yang Tuhan mau dari 'hadiah' ini ?

"Kamu boleh berhenti tetapi jangan lupa berjalan kembali. Sebab, garis finish tidak pernah kamu raih jika tidak meneruskan perjalananmu"

Singkatnya, melalui 'hadiah' ini Tuhan ingatkan aku untuk tidak berhenti terlalu lama.  Cukuplah istirahatmu dan melangkahlah lagi (don't give up). AKU (Tuhan) yang berjanji tidak pernah meninggalkan kamu. AKU (Tuhan) yang menjamin kehidupanmu. Ayo, semangat lagi berjalan bahkan berlari pada track yang sudah AKU tetapkan bagimu.

"...Kau tak pernah kecewakan yang berharap padaMu..."

Sebaris lirik lagu diatas benar, saat kita sungguh-sungguh berharap padaNya, kita tidak pernah dikecewakan, justru kita diberikan 'kejutan-kejutan' tak terduga olehNya. Tuhan itu super kreatif yaa.. IA bisa pilih siapa dan apa saja untuk kita belajar dan (atau) memberikan jawaban doa.

"Hidup adalah serangkaian pembelajaran"

Akhirnya, aku yakin Tuhan belum usai menuliskan semua kisah hidupku. Masih bahkan terlalu banyak cerita-cerita indah yang kelak menjadi 'buku kehidupan'ku. Yang kini, dirancangNYA menjadi sebuah 'film kehidupan'.


"Tetapi orang-orang yang menanti-menantikan Tuhan mendapat kekuatan baru; mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu; mereka berjalan dan tidak menjadi lelah."-Yesaya 40:31



Tidak ada komentar:

Posting Komentar