Seperti yang kita ketahui, bulan Mei 2014 banyak tanggal merah alias libur Biasanya, aku males banget kalau tanggal merahnya ke jepit (masuk-libur-masuk). Apalagi minggu terakhir bulan Mei. Senin hitam, Selasa merah, Rabu hitam, Kamis merah, Jumah hitam, Sabtu hitam, Minggu merah. Kesal sendiri, kenapa membuat hari libur satu hari masuk, satu hari nggak ? Tak ada penentuan yang lebih baik ?
***
Semua orang ingin perubahan, tapi tidak semua orang siap dengan perubahan.
Pertama kali ciciku mulai bekerja. Aku orang yang paling merasakan kehilangan. Kenapa ? Karena kita akan bertemu seminggu sekali (selama hari kerja cici tinggal bersama tante) ditambah dengan rencana kepindahan rumah. Bertemu seminggu sekali hal yang paling berat buat aku. (sampai pindah rumah). Harus terbiasa 'kehilangan' beberapa wajah anggota rumah (gak cuma cici aja akhirnya) yang setiap hari aku lihat. Keceriaan, kerusuhan, berantemnya, suaranya, jahilnya, semua hal tentang mereka. Yang membuat warna lain di dalam istana kecil kami. Walaupun dunia teknologi sudah semakin canggih, bisa keep contact meski jauh, tetap 'rasa' nya lebih bermakna saat kita bersama face to face. Dan itu salah satu kerinduanku sampai sekarang.
Nah, hari libur nasional kali ini adalah liburan teristimewa untuk aku. Sebab, tanggal merah yang menyebalkan itu menjadi waktu kebersamaan dengan keluarga kecilku. (Apalagi minggu terakhir). Rasa rindu memiliki family time seperti dulu rasanya terobati. Tuhan memang sangat baik. Tuhan memang tahu, jauh sebelum kita katakan bahkan hari ini ada. Tuhan lebih tahu apa yang ada di depan kita sebelum kita mengetahuinya. Aku yakini, tanggal merah boleh di rancangkan oleh pemerintah, tapi Tuhan pakai moment itu untuk menyatukan kebersamaan yang sempat menghilang di dalam keluarga kecilku.
Bahagia itu sederhana.
Ketika melihat seluruh anggota keluargaku ada seakan tanpa ruang dan waktu :')
Mei yang tak biasa.
Jessica.