Ciledug, 1 April 2014
"Jika Tuhan izinkan kami memiliki sebuah rumah, maka Tuhan juga akan menolong proses pembayarannya. Kami diberi waktu 2 minggu. Jika tidak, kami akan serahkan semua pada Tuhan, untuk kami diberikan tempat tinggal untuk keluarga kami. Amin"
Ku temukan sepenggal surat diatas di salah satu sudut rumahku usai pulang kantor. Ada butiran bening yang memaksa untuk keluar, tapi ku tak hiraukan. Aku tahu, siapa penulis surat itu. Aku tahu, itu adalah curahan hati terdalamnya yang selalu ia sembunyikan dari kami. Aku tahu, meski tak banyak kata yang terucap.
***
Hampir empat tahun yang lalu ...
Aku orang pertama yang tidak menyetujui kepindahan rumah kami.
Aku orang pertama yang tidak rela meninggalkan semua kehidupanku terdahulu, terutama keluarga keduaku.
Aku orang tak bisa berbuat apa-apa saat keputusan telah bulat.
Aku ..
orang menyimpan semua kesedihan dan kepedihan itu seorang diri
Aku ...
Orang yang berusaha kuat dan tegar menerima kenyataan keputusan itu
Aku ...
Orang yang belajar menyakini keadaan ini adalah yang terbaik.
Ratusan hari aku meminta kepada-Nya agar aku mengerti, rancangan Tuhan tidak pernah mendatangkan kecelakaan namun kebaikan. Dia Allah yang kreatif, IA jawab doaku dengan cara yang super unik. Sejak hari itu, perlahan aku menemukan jiwaku yang sempat tiada. Menjalani hari-hari (yang ternyata) indah.
Saat kata penerimaan ada ...
Hal tak terduga hadir mewarnai perjalanan hidup ini. Pemilik rumah, ingin menjual rumah ini segera (padahal diawal ia berjanji untuk membiarkan rumah ini kami tempati). Pilihan (kalau tidak salah) ada dua : tinggalkan rumah ini atau melunasi rumahnya. Antara memperjuangkan mimpi dengan kenyataan, kami memilih pilihan kedua.
Hidup itu pilihan dan setiap pilihan ada konsuekuensinya.
Aku belajar ...
Tidak semua impian bisa terwujud mulus. Kita harus melewati jalan yang licin, penuh bebatuan, hujan dan terik matahari yang silih berganti.
Aku belajar ...
Tidak semua impian akan menjadi kenyataan (sesuai dengan perencanaan kita). Ada dimana Tuhan izinkan berbelok, menjauh dari semua perencanaan kita. Tuhan tidak jahat saat membelokkan semua perencanaan (keinginan) kita. DIA sedang menarik kita dari 'lubang-lubang' mematikan.
Aku belajar ...
Anugrah terindah di hidup ini bukan saat semua impian kita terwujud dengan sempurna, tetapi ketika perkenanan Tuhan masih ada (contohnya bisa tetap tinggal di rumah ini meski kemungkinan terburuk itu ada)
Aku belajar ...
Tidak ada tanaman tumbuh tanpa penderitaan.
Tidak ada pohon yang menghasilkan buah tanpa proses.
Tidak ada!
Yang aku yakini dan percayai ...
Semua yang terjadi di hidup ini ada dalam 'blue print' nya Tuhan
Yang aku yakini dan percayai ...
Orang-orang yang berharap kepada Tuhan tidak pernah dikecewakan
Yang aku yakini dan percayai ...
Tuhan sedang 'sibuk' merangkai cerita demi cerita agar menjadi satu 'buku kehidupan' yang layak dibaca
Bahkan ...
Bukan saja sebuah 'buku kehidupan' tapi 'film kehidupan' yang wajib ditonton.
"Aku tahu bahwa Engkau sanggup melakukan segala sesuatu dan tidak ada rencanaMu yang gagal"(Ayub 42:2)
~ Ada saatnya kita menangis
Seakan dibiarkan sendiri
Namun tetaplah kita berkata
Slamanya takkan menyerah
Untuk semua ada waktunya
Bila sabar menanti janji-Nya
Takkan pernah Tuhan membiarkan
Kita jatuh tergeletak
Jangan lagi menangis
Ada Bapa disini
Percayalah di hati
Ada tangan yang kuat
Selalu siap menolongmu ~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar