Satu bulan berlalu dari ancaman yang tertulis dari surat misterius itu. Satu bulan lebih, kami tetap bergulat antara memperjuangkan mimpi atau sebuah keinginan belaka. Aku tidak mengerti Tuhan sedang menuliskan cerita ini seperti apa. Tapi aku terlalu yakin, tulisanNya akan berakhir happy ending.
Ini aku.
Yang mungkin tak banyak suara di dalam 'kemah' kami
Aku ..
Yang mungkin (bagi mereka) tak peduli akan apa yang terjadi.
Dear God,,
Cuma Tuhan yang tau dan mengerti isi hati aku. Tuhan, aku gak minta apa-apa selain minta bahu yang kuat. Berikan itu bukan saja untukku, terutama kedua orang tuaku. Tuhan, kuatkan hati dan kepercayaan kami kalau Tuhan sedang merangkai cerita yang sangat indah serta peran yang Engkau yakin kami orang yang tepat untuk memerankannya.
Dear God,,
Ajar kami menjadi orang yang paling tenang. setenang-tenangnya. Biar bukan perasaan negatif yang menguasai pikiran kami, tetapi perasaan positiflah yang ada pada kami. Tuhan, aku yakin, Engkau tak pernah tertidur. Minta bahu yang kuat God, seperti bahuMu waktu pikul salib.
Dear God,,
Terima kasih untuk semua proses yang ada. Iya, proses itu ibarat bungkus kado. Yang perlu kita lakukan membuka bungkus kadonya agar kita tahu dan mendapatkan hadiah istimewanya. Hanya buka bungkus kadonya. Terima kasih Tuhan sampai detik ini perkenanan dan penyertaanMu sempurna.
To my beloved Family ..
Jangan menyerah dan tidak boleh menyerah. Yakinlah kita jalanin ini gak sendiri, terlebih ada Tuhan Yesus yang selalu pimpin langkah kita. Don't be afraid. Kita harus TENANG. Please, buang semua hal negatif yang ada di hati dan pikiran kita. Yakinlah, rancangan Tuhan tepat pada waktunya dan indah pada akhirnya.
Semua cerita yang Tuhan tulis itu selalu happy ending. Yakin, kita raih hadiah istimewa itu. Semangat :')
Dari yang mencintai kalian,
Jessica.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar