Hai, hai, para pembaca blogger ..
I’m come back.
Hihihi^^
Sekmen kali ini
Jessica mau kesaksian, berbagi sharring gitu deh.. hehehe..
Yuck merapat
adik-adik, kakak-kakak, om, tante, nyaaakkk, babe, tak terbatas umur dah :D
Cekidot..
Ujian
yang paling berat adalah yang kita temui setelah lulus ujian sekolah, yang kita
sebut 'kehidupan.' - Mario Teguh
Sebagian dari teman-teman yang taun ini lulus sudah
merancangkan ia akan kuliah ataukah bekerja? Kalau memilih kuliah, sudah ada
yang mengikuti berbagi tes ujian masuk dan yang memilih kerja pasti sudah
cari-cari lowongan pekerjaan. Hal yang sama juga aku rasakan. Kuliah atau
bekerja? Dan pilihan saya adalah bekerja sama seperti ikrar awal masuk SMK.
Namun, pilihan yang aku buat tidaklah semudah yang terbanyangkan. Dan disinilah
aku mulai merasakan apa itu ‘kehidupan’.
Setelah dinyatakan lulus pada 24 Mei 2013 lalu,
keyakinanku mulai goyah. Tiba-tiba saja aku ingin kuliah. Muncul kerinduan
untuk kuliah karena setetes air di tengah kekeringan itu. Galau nih ceritanya
mau tetap lanjutin pilihan pertama atau pindah ke pilihan kedua? Doalah dan jawabannyaaa... LANJUTKAN!(red.pilihan
pertama) Oke, tapi masalahnya gak sampai disitu aja. Aku mulai nanya dan minta
Tuhan dimana tempat terbaik itu?
Terus keluarga merekomendasikan aku untuk melamar
disalah satu bank. Jujur, dari awal direkomendasikan rasanya kok gak tertarik
yaa? Hati tuh kaya gak rela gitu. Cukup bergumul dan minta Tuhan kuatkan dan
teguhkan. Sampai akhinya aku mencoba me‘iya’kan kemauan keluargaku walau berat
hati juga sich (hehehe). Disamping aku menunggu panggilan interview di bank
tersebut, aku juga menaruh lamaran di tempat lain. Sampai satu minggu sebelum
lebaran, aku dapat panggilan interview di bank. Setelah terima telepon, aku
malah gundah gulana, gak nyaman, cius deh. Sementara tampak jelas keyakinan
keluargaku aku pasti diterima disana.
Malamnya, Cuma bisa nangis dalam doa. Entah apa yang
aku tangisi. Doaku Cuma minta yang terbaik, yang sesuai dengan tujuan Tuhan
dalam hidupku. Besoknya aku jalanin interview itu dengan sebekal wejangan dari
keluargaku. Jam demi jam aku lalui, namaku
disebut, interview dan hasilnyaaaaaa “Maaf, kamu masih belum memenuhi
persyaratan kami” keluar ruangan>> LEGA. Lalu, ku kabari keluarga kalau
ternyata aku gak lolos. Sampai dirumah , suasana jadi agak beda gitu, tegang,
mencekam mungkin, dan berbagai pertanyaan muncul layaknya aku ini seorang
narapidana.
Jauuuuhhhhh dari
mereka pahami, aku justru mengalami sukacita luar biasa. Loh kok bisa? Jelas,
karena dari peristiwa itu aku belajar sesuatu lagi. Dan 3 hal ini yang aku
dapat:
1.
Apa
yang sempurna bagi manusia belum tentu sempurna buat Tuhan
2. Bukan tanpa alasan Tuhan izinkan kita ada dimana
kita berada sekarang. Pertanyaannya: kamu mau tetap kejar alasan itu atau
berpesta ria dengan hidupmu sendiri?
3.
Tuhan
Yesus adalah Allah yang tidak pernah salah menetapkan tujuan di hidup kita.
Sukacitaku penuh
ketika Tuhan kirim ‘malaikat tanpa sayap’ dan Quotes dari radio yang tak
sengaja aku dengar. Baca kisahnya disini. Benar-benar luar biasa!
Sayangnya, sampai
saat ini masih ada sisa-sisa ‘kegelisahan’ keluargaku yang membuatku jadi agak
tertekan. Aku pahami, mereka kecewa karena aku gak lolos ditempat itu. Iya, aku
tau gak ada satu pun keluarga, apalagi orang tua yang tak menginginkan yang
terbaik bagi anaknya. Anjuran mereka kesana, aku tau karena salah satunya cukup
‘menjanjikan’ masa depan. Tapi balik lagi, banyak rancangan di hati manusia
tapi keputusan Tuhanlah yang terlaksana. Yaa.. Mungkin mereka belum cukup
lapang menerimanya.
Rasa tertekan itu
hampir buat aku frustasi karena massiiiihhh aja dibahas di sela-sela waktu
lain. Aku malah bingung dan aneh sendiri, aku yang ngejalanin aja gak ngerasa
nyesel tapi kenapa mereka nyesel? Dan Puji Tuhan, Dia masih dengar doaku, Tuhan
Yesus menolong aku dari rasa tertekan yang ‘menghantui’ dengan rhema yang aku
dapat sewaktu ibadah youth.
Hari itu ayat
yang dibukakan adalah Wahyu 3:7-13. Ketika aku baca ayat ke 7, Tuhan ingatkan
aku dengan satu lagu..
Segala
perkaraku ku serahkan padaMu
Allah pembelaku
Segala kuatirku ku taruh dikakiMu
Allah Pem’liharaku
Reff:
Bila Kau yang membuka pintu
Tak ada satupun dapat menutupnya
Bila Kau yang mengangkat aku
Tiada yang dapat merendahkanku.
Allah pembelaku
Segala kuatirku ku taruh dikakiMu
Allah Pem’liharaku
Reff:
Bila Kau yang membuka pintu
Tak ada satupun dapat menutupnya
Bila Kau yang mengangkat aku
Tiada yang dapat merendahkanku.
Pernah dengar kan
sodara-sodara? Kalau ada yang belum pernah dengar monggo di download judulnya
Bila Kau Yang Membuka Pintu.Hihihi^^
WaktuNya bukanlah waktu kita. Just Believe!
Dan bukan sekedar percaya tapi SUNGGUH-SUNGGUH percaya. Itu loch yang Tuhan
mau.
Sungguh-sungguh
disini bicara kualitas. Tuhan ingatkan dan mau untuk aku dan kita semua memiliki kualitas
tersebut. Berapa sering kita berkata: “I Believe in You” Tapi nyatanya
Cuma ada di bibir aja. Tuhan seperti bertanya cukup keras “Dimana hati
kamu?” Tuhan rindu kita percaya dengan hati, iman, dan penuh ucapan syukur.
Yuk kita
renungkan ini dan tanya pada diri masing-masing, sudah sejauh mana kualitas
percaya kita sama Tuhan? Apakah hati kita sepenuhnya bergantung pada Yesus?
Hari ini kita sama-sama belajar untuk menjadi orang-orang yang bukan sekedar
berkuantitas tapi juga berkualitas.
“Hidup itu seperti tas yang kita jinjing.
Jika kamu kuat, tas yang berat terasa ringan. Jika kamu lemah, tas yang ringan
itu akan terasa berat”
Sekian kesaksian
dan sharring dari Jessica. Sampai berjumpa di episode selanjutnya.
Jesus Bless You
=))
Tidak ada komentar:
Posting Komentar