“Kamu coba saja dulu melamar pekerjaaan disana. Mama
yakin kamu masuk”
“Tapi ma... aku gak berminat disana.” Jawab Cicely
“Cicely, mama yakin kamu pasti masuk disana. Kamu
cantik, pintar, gajinya pun besar, masa depan kamu terjamin nak. Lihat kakakmu
kan sekarang?”
Cicerly tak menjawab. Ia memilih diam dan
mendengarkan semua nasihat mamanya. Sakit. Sedih.
***
“Nanti kalau ditanya jawabnya harus semangat yaa..
Semangat mau kerja. Mama yakin kamu masuk” Ucap mama penuh semangat dengan
sepuluh ribu keyakinan.
“Iyaa..Maa.. Aku pamit dulu. Byee” Jawab Cicely
dengan nada datar
Hatinya gundah sejak menerima kabar bahwa ia terpanggil untuk melakukan interview
di perusahaan yang diidam-idamkan oleh mamanya. Langkahnya seakan menarik untuk
segera kembali ke ‘dunia’ sesungguhnya. Namun ia sadar, keadaan keluarga yang
tidak seberuntung keluarga lainnya memaksa ia tetap melanjutkan langkah yang
tertatih itu.
“Kamu ini
gimana? Mana mungkin gak masuk? Mama yakin kamu masuk kok. Ditanyain apa aja
tadi?”
“Pertanyaanya standar maa.. mama taulah. Ya.. Tuhan
punya rencana lain buat aku”
***
Cicely membanting tubuhnya diatas tempat tidur.
Sakit dan sediih mengharuskan aliran oksigen bekerja lebih keras di dalam
tubuhnya.Perkataan demi perkataan orangtuanya tiada henti tergiang. Lalu Cicely
tertidur dan terjadilah percakapan dengan seorang malaikat
“Emangnya aku ini gak punya semangat kerja yaa?”
“Gak kok. Kamu tetap semangat Cicely”
“Tapi... Aku sedih dengan sikap mereka. Aku ngerasa
tertekan”
“Mungkin.. mereka kecewa dan belum bisa terima
kenyataan ini. Memang, adakalanya kita gak ngerti kenapa ini dan itu harus terjadi.
RancanganNya bukanlah rancangan kita dan waktuNya bukan waktu kita. Ini hanya
bagian dari proses. Percaya deh”
“Hmmm... Iya, tampaknya begitu mereka.”
***
Kukuruyuk... Bangunn.. Banguuunn.. Kuruyukkk..
Bangun..Banguuuunnn...
Terdegar alarm Cicely berbunyi. Masih dengan nyawa
yang belum terkumpul ia mematikan alarm. Kemudian ia menatap kalender yang
terpasang di sudut kiri kamarnya.
“Selasa, 22 Agustus 2013”
Sepuluh tahun sudah peristiwa itu terjadi. Kini, ia menjadi
pengusaha dan motivator yang sukses. Ia dapat membahagiakan orang tuanya
sekaligus keluarga kecil yang ia bangun bersama teman hidupnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar