TaMu,
Panggilan dan Tujuan Hidup
Entah mengapa mimpi tentang Amsal 16 itu hari makin
hari membuatku penasaran dan ingin sekali mengetahui apa maksudnya. Selang
seminggu, Tuhan membukakan lewat ibadah Youth beberapa waktu lalu. Dan kakak
yang membawakan sharringnya mengambil ayat dari Amsal 16:4. Wah, ajaib banget
kan tepat Amsal 16! Disitu aku dapat sesuatu yang membuat aku terus merenungkan
sampai sekarang dan mulai mengerti apa maksud Tuhan dari semua ini. Mau tau
apakah itu ?? Teruskan membacanya :D
Dalam perenungan itu Tuhan mengingatkan aku tentang
TaMu. Kalau diawal sempat mengulas
sedikit tentang TaMu. Dibagian ini aku coba menjelaskan siapa dan impact
TaMu. TaMu
sebuah media berbasis tabloid yang kurang lebih sudah berdiri tiga tahun yang
berdominasi dengan anak-anak muda. TaMu sudah berhasil membangkitkan anak-anak
muda yang (ternyata) memiki kompeten
dibidang jurnalistik. Terkadang, hidup perlu gelombang dan ombak itu mengampiri TaMu berakhir pada perhentian
nafas. Tidak ada yang rela, (apalagi) aku yang baru enam bulan (red.Maret) menjadi bagian dari TaMu. Tidak bisa
menggambarkan seperti apa duka itu. Seberapa lama waktu yang tlah ku lewati
bersamamu TaMu, tetap semuanya jadi yang indah di hidupku. Aku tidak
mengerti mengapa keberadaan TaMu harus usai secepat ini. Kala itu, ada mimpi
yang tiba-tiba muncul dan ingin wujudkan bersama TaMu. Manusia memang boleh berencana
tetapi keputusan Tuhanlah yang terlaksana.
Bagaiku, TaMu adalah setetes air ditengah
kekeringan. Mengapa aku berkata demikian? Iya, hanya karena setetes airnya, itu
mengubah ‘image’ proses yang aku jalanin dan aku pahami bahwa semuanya memang
rencana Tuhan dalam hidupku. Setetes air yang diberikan juga menggerakkan
tangan Tuhan untuk menunjukkan tanah subur yang aku sangat rindukan. Tidak
hanya menunjukkan tanah subur itu namun Tuhan sendiri ada didalamnya dan sampai
pada titik perenungan ini.
Aku cuma ingin bilang sama TaMu, kalau kamu bisa
menjadi setetes air buatku pasti kamu sudah menjadi matahari, bintang, daun,
bunga, apapun untuk jutaan orang-orang diluar sana. Aku tau fisikmu memang
tiada tapi Roh mu ada disetiap jiwa-jiwa yang kamu hampiri. Keberadaan kamu
tidak ada yang sia-sia.
Aku
belajar bahwa sesungguhnya perjalanan hidup ini adalah panggilan, termasuk
kematian.
Keberadaan kita saat ini, di keluarga, di sekolah,
di kampus, di kantor, dimana pun bukan sekedar pilihan semata, tetapi memang
ada maksud. Tuhan tidak sedang iseng sewaktu menciptakan kita, sesungguhnya Dia
telah tetapkan satu tujuan dalam hidup kita. Masing-masing dari kita
Tuhan sudah taruh satu
tujuan mulia,
bahkan
orang cacat secara fisik pun Tuhan taruh tujuan mulia itu.
Memang tidak semudah membalikkan telapak tangan
untuk mencapai setiap panggilan dan tujuan hidup itu. Dibutuhkan proses demi
proses yang harus kita lewati. Tidak jarang proses itu seperti emas yang
dibakar supaya semakin murni dan punya nilai yang tinggi. Ketika kita yakin dan
percaya akan panggilan dan tujuan hidup kita pasti kita bisa melewati semua itu
dan meraih hadiah istimewa yang Tuhan telah siapkan untuk kita.
Finally, setetes air ditengah kekeringan itu menjadi
sejarah dalam hidup yang bergema didalam keabadaian. Setetes air yang Tuhan
pakai untuk menyatakan betapa dasyat dan ajaib-Nya Tuhan Yesus atas hidupku.
Untuk bilang kalau Tuhan punya ‘blue print’ hidupku dan Dia tidak pernah tinggalkan aku sedetik pun. Tangan-Nya
selalu menopang dan pelukan-Nya selalu memberi ketenangan, sukacita dan damai
sejahterah. Aku sangat bersyukur Tuhan izinkan banyak proses terjadi. Aku tau
bahwa proses itu untuk terus ‘mengasah’ kehidupan agar semakin tajam dan tepat
pada sasarannya. Dan lewat proses juga aku belajar kalau kebanyakan manusia memilih hasil,
sementara Tuhan lebih menghargai proses. Dari proses itu sebenarnya Tuhan melihat
dan menyelidiki hati kita.
“Dan mereka yang
ditentukan-Nya dari semula, mereka itu juga dipanggil-Nya. Dan mereka yang
dipanggil-Nya, mereka itu juga dibenarkan-Nya. Dan mereka yang dibenarkan-Nya,
mereka itu juga dimuliakan-Nya. (Roma 8:30)”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar