Tidak dipungkiri lagi hidup adalah pilihan yang menggerakkan pada keputusan. Belum lama ini aku dapat satu statmen kalimat demikian: “Tidak selamamnya kesempatan itu mendatangkan berkat, namun bisa mendatangkan kutuk” kalimat itu membuat aku bertanya-tanya dan mencoba mengerti apa sich maksudnya? Bukankah kebanyakan manusia justru menginginkan kesempatan? Bahkan seolah-olah kesempatan itu seperti emas yang sayang kalau dilewatkan? Tiba-tiba aku di ingatkan pada kejadian 5 tahun yang lalu.
Kala itu aku duduk dibangku Sekolah Menegah Pertama (SMP). Suatu hari ada sebuah peristiwa yang begitu menyakitkan sekali. Aku dipulangkan dari sekolah karena belum membayar SPP satu bulan. Tidak tanggung-tanggung, kepala yayasan sendiri yang menyuruhku pulang. Sontak, aku kaget dan tidak habis pikir. Aku mengerti keadaan keluargaku tidaklah bergemilangan harta, hanya sederhana. Keterlambatan membayar SPP pun karena uangnya belum ada. Itu sakit banget dan membuat aku mengalami traumatik berkepanjangan. Beberapa hari aku tidak mau sekolah sampai wali kelas datang membujukku. Bahkan yang parahnya aku mengajukan ‘pemberhentian sekolah’ kepada orangtuaku namun ditolak.
Lalu aku merenungkan kembali peristiwa itu dan statement kalimat diatas benar. Dulu, aku punya kesempatan untuk pindah sekolah dan mengambil kesempatan itu. Namun, ditengah perjalanan justru mendatangkan ‘kutuk’ untukku. Kutuk bukan saja berbicara fisik, “saya kutuk jadi batu”, seperti cerita Malin Kundang. Kutuk juga berbicara tentang kejiwaan. Hilangnya damai sejahterah, sukacita, dan traumatik seperti yang aku alami. Satu hal lagi yang Tuhan yakinkanku kalau kesempatan bisa mendatangkan kutuk. Pornografi, free sex, pacaran tidak benar, mengejar kekayaan sampai mau jadi simpanan orang, merampok, membunuh, narkoba, dll. Hal-hal tersebut karena ada kesempatan.
Andalkan Tuhan
Peristiwa yang aku alami 5 tahun silam terjadi karena tidak tanya Tuhan dulu. Betapa sesungguhnya mengandalkan Tuhan bukan saja saat mengalami masa-masa sulit, mengalami berbagai-bagai percobaan, tetapi dikeseharian hidup inilah.
Kekuatan, kemampuan kita terbatas, itu sebabnya mengapa mengadalkan Tuhan dikeseharian hidup kita sangat penting bahkan wajib. Seperti Firman Tuhan katakan: “Terkutuklah orang yang mengadalkan manusia, yang mengadalkan kekuatannya sendiri, dan hatinya menjauh dari pada Tuhan” (Yeremia 17:5). Ketika kita diperhadapkan pada pilihan, jangan terfokus pada kesenangan sesaat. Ambil contoh mau masuk sekolah lalu dikasih beberapa pilihan sekolah. Jangan melihat karena sekolahnya bagus, akreditasinya A+, fasilitas terjamin, dan lain sebagainya. Tetapi perlu bertanya pada Tuhan, menyertakan Tuhan, apakah sekolah yang kita pilih adalah yang terbaik? Atau contoh lain, kita sudah bekerja lalu dapat tawaran kerja dengan gaji dan tunjangan-tunjangan yang lebih besar dari sebelumnya. Nah, kita perlu berdoa apakah Tuhan berkenan?
Kesempatan memang selalu ada, dan kembali lagi kepada diri kita apakah kesempatan itu baik untuk kita, keluarga kita, orang-orang disekeliling kita? Setiap satu langkah kita menentukan pilihan dan keputusan dimasa yang akan datang. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu. Semuanya menjadi indah saat kita menyertakan Tuhan dalam hidup kita.
“Diberkatilah orang yang mengadalkan Tuhan, yang menaruh harapannya pada Tuhan” (Yeremia17:7)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar