Ibaratnya palang kereta api, kalau kita langgar atau menerobos kemungkinan kecelakaannya besar.
Selamat menemukan belahan jiwa yang sesuai kisah-Nya :)
Saat
mengetik kata ‘pacaran (kencan)’ dalam
pencarian di Alkitab elektronik, kata itu memang tak akan pernah muncul. Saat
saya masih lajang, saya berharap akan ada topik yang secara khusus membahas
tentang hal ini, setidaknya satu bab. Saya pun hanya bisa tertawa setiap kali
seseorang meminta saya untuk menjelaskan tentang pacaran menurut perspektif
Alkitab. Setidaknya tentang konsep pacaran/kencan yang sudah dijalankan sejak
zaman dulu.
Konsep
pacaran yang saat ini tampak sangat jauh berbeda dengan dua ribu tahun lalu.
Proses hubungan tak lagi memandang kompatibilitas dan kepribadian sifat, garis
keturunan keluarga dan status ekonomi. Meski Alkitab tidak berbicara langsung
tentang pacaran, namun beberapa ayat Alkitab mengandung prinsip-prinsip yang
patut diterapkan dalam sebuah hubungan. Seperti halnya dalam 1 Korintus 10 ayat
23 mengingatkan bahwa segala sesuatu benar tetapi bukan segala sesuatu berguna
dan membangun.
Berikut
hal yang perlu Anda pahami tentang konsep pacaran versi Alkitab:
Terlebih
dahulu menjadi orang sehat
Cara
terbaik memiliki hubungan pacaran yang sehat adalah dengan menjadi orang yang
sehat (jasmani dan rohani). Dalam Efesus 4: 22-24
mengingatkan kita agar kita terlebih dahulu membuang sampah dosa dan kebiasaan
buruk. Saat kita sudah menjadi serupa seperti Kristus, interaksi dengan orang
lain akan jauh lebih mudah sebab dilandaskan pada kasih, kemurahan dan
keutuhan. Itu adalah kunci utama untuk dapat memulai hubungan yang benar
dihadapan Tuhan.
Memilih
pasangan yang sehat
Memulai
hubungan dengan orang lain sejalan dengan kehidupan rohani kita (baca II Korintus 6:14, I Korintus 15:33).
Hal ini jelas menuntut kita untuk memilih pasangan yang sehat secara emosional
dan spiritual. Jadi kenali kehidupan dan pribadinya lebih jauh.
Pacaran
menjadi kesempatan berbagi
Pacaran
dimaknai sebagai jalinan persahabatan antara dua pribadi yang berlawanan jenis.
Dari itu kita dituntut untuk mencerminkan kasih Tuhan, mendukung dan membantu
orang lain untuk bertumbuh kea rah yang lebih baik (I Tesalonika 5:11).
Pacaran tak hanya sekedar status, tetapi bagaimana kasih Anda kepada pasangan
terwujud dalam bentuk dukungan secara moral.
Menjaga
batas hubungan fisik
Ikatan
secara emosional dan fisik adalah bagian yang sudah sah ketika pasangan telah
resmi menikah (baca Ibrani 13:4;Kidung Agung 8:4).
Sedang dalam pacaran hal ini sebisa mungkin harus dihindari sebagai bentuk dari
cinta kasih yang tulus, penghormatan kepada pasangan sampai menyepakati
hubungan ke jenjang pernikahan.
Melibatkan
Tuhan dalam hubungan
Bila
orang dunia menjalani pacaran dengan secara bebas dan tanpa norma-norma yang
ada, maka dalam kekristenan pacaran sebaiknya melibatkan Tuhan di dalamnya.
Matius 7: 7 mengingatkan agar kita secara personal membawa setiap permohonan
kita kepada Tuhan agar Ia hadir ditengah-tengah hubungan sebagai sumber hikmat,
kebijaksanaan dan kearifan setiap saat (Mazmur 34:10).
Sumber : Jawaban.com
Watch This is :
https://next.yesheis.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar