Satu kata mengawali perjalanan ini.
Iseng.
Ya, iseng mengisi form YPCC yang diumumkan oleh
YesHeis melalui akun twitternya. Aku gak tau pasti asal muasal akun YesHesis
muncul di timeline aku. Dengan apa adanya aku menikmati setiap postingannya.
Di suatu siang, tepatnya tanggal 25 Agustus 2015.
Sebuah pesan singkat menyita perhatianku (tau aja lagi
jam-jam kritis)
Hallo YPCC Community Class 4! Perkenalkan saya adalah Sheila Sarayar, mentor temen2 untuk kota Jabodetabek dalam YPCC YesHEis Community Class 4 J. Kelas kita akan mulai minggu depan secara online yaa.. Sebelum kita memulai kelas2 ini. Saya akan add fb temen2 dan akan invite temen2 ke grup YPCC 4. Temen2 jg bisa kontek saya di nomor ini yah, bisa melalui WA or Line :) . Salam kenal semua!^^
Asli. Aku lupa banget soal YPCC. Kalau gak ada pesan
singkat itu sampai sekarang aku gak tau pernah mendaftarkan diri ke YesHeis.
(Makasih loch YesHeis udah ingetin aku).
Seperti kebanyakan orang, aku hanya tau YesHeis itu
sebuah akun sosmed berbasis rohani. Ternyata salah, setelah dijelaskan oleh kak
Sheila pada pertemuan pertama di Dunkin Donat Semanggi, YesHeis adalah sebuah
organisasi. Sebagai jembatan berbagai gereja dan menghubungkan orang-orang di
luar sana yang belum kenal Tuhan.(intinya begitu)
Pembinaan ini berjalan kurang lebih tiga bulan. Dimana
setiap minggunya ada misi-misi yang harus dikerjakan. Misi-misi itulah yang
mengajarkan aku banyak hal. Setiap misinya memiliki aneka rasa, ada senang,
sedih, galau, deg-degkan, takut, dan lain-lain. Misi yang bikin senang dan
takut waktu ikut open booth. Senang bertemu anak-anak muda yang antusias banget
sama Tuhan dan takut karena belum pernah pergi ke gereja-gereja yang berbeda
karakter.
Misi bikin galau waktu pengenalan konten-konten
YesHeis dan menulis caption atau narasi supaya orang-orang tertarik melihat
video-videonya. Itu mikir lama banget sampai berhari-hari. Gak tau mau nulis
apa. Hampir menyerah.
Misi bikin deg-degkan adalah menjadi responden. Kenapa
? Kepikiran kalau jawabnya salah gimana? Kalau mengarahkan gak bener gimana ?
Berasa dosa besar sampai menjerumuskan anak orang. Buat misi yang ini perlu
pembinaan yang intesif, kalau perlu belajar konseling dan psikologi :)
Tapi.. semua misi-misi yang ada membuat aku terkesan. Waoh bangetlah.
YPCC 4 mempertemukan aku dengan orang-orang yang belum
pernah aku jumpai. Ternyata mereka semua welcome banget. Gokil habis, penuh
cerita-cerita yang menggungah hati. Rasanya kaya udah kenal lama banget sama
mereka. Yang istimewa dari YPCC 4 adalah mempertemukan aku dengan teman main,
teman seperjuangan di masa kecil (walau belum ketemu secara fisik). Dan yang
terbaru, temen gereja aku (yang jarang ketemu) ternyata kenal sama bro Roy.
Amazing banget kan? (Kalau kata Tuhan bumi itu tumpuan kaki-Nya, makanya kenapa
bisa ada kejadian ini) Terima kasih Tuhan :)
Pertemuan ke-4 YPPC 4 sekaligus gathering dan
graduation menjadi satu moment yang sampai sekarang kepikiran terus. Jadi
setelah pertemuan itu, tiba-tiba aku di ingetin satu quotes yang pernah jadi
rhema banget beberapa tahun lalu.
“Kalau
Tuhan sudah memilih kamu, tidak ada rencana Tuhan yang gagal”
Aku menyadari, bisa lulus YPCC 4 ini bukan karena aku
bisa, aku kuat. Itu karena Tuhan sendiri yang telah memilih aku. Tuhanlah yang
memampukan aku sampai di titik ini. Aku yakin, teman-teman yang bisa
menyelesaikan ‘pertandingan’ misi selama kurang lebih tiga bulan ini, karena
Tuhan punya rencana indah atas hidup kita. Dia, Sang sutradara dan penulis
hidup kita sedang merancangkan satu ‘film’ dan ‘buku’ yang layak di tonton
serta di baca untuk miliaran manusia di dunia ini.
Awal tahun ini aku di ingetin untuk punya semangat. Kalau
kata Merry Riana : “Semangat itu seperti bahan bakar. Kalau kita kehabisan
bahan bakar, kita gak bisa sampai ke tempat tujuan. Dengan semangat dan
keberanian kita bisa mencapai hal-hal besar dan sukses.”
Kalau diterjemahkan dalam bahasa rohani, semangat itu
Roh-Nya Tuhan, sedangkan keberanian adalah kuasa yang Tuhan berikan.
Akhirnya,
Kelulusan ini adalah awal perjalanan kita. Doaku, kita
tetap berada di track-Nya. Tetap belajar menyelaraskan apa yang menjadi
kehendak Tuhan atas hidup kita. Tetap solid, tetap unity dan rendah hati.
Bersatu untuk mengerjakan apa yang menjadi visinya Tuhan.
Terima kasih mentor kesayangan, Kak Sheila Sarayar.
Teman-teman seperjuangan, John Kennard Justin, Jaya Chandra, Dodi Alexsander
Manalu dan Roy Lambok. YPCC 3, kak Demminor dan Ko Ferry. Tak Lupa tim hore
YPCC 4, Cakalim alias Christian Alkalim.
Kalian luar biasa!
God Bless you all..
Sebagai penutup tulisan ini,
“Hidupku adalah perjalananku bersama Tuhan. Perjalanan
ini mungkin tidak mudah, tapi saya yakin seluruh perjalanan ini sangat
berharga”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar