Jika ingin menjadi pelukis,
belajarlah pada pelukis. Jika ingin menjadi penyanyi professional, tentu saja
belajar kepada penyanyi professional. Demikian pula, jika ingin kaya, mari
belajar pada orang yang tercatat sebagai orang yang paling kaya sepanjang
sejarah yaitu Raja Salomo.
Sebuah penelitian tentang
orang-orang terkaya menunjukkan bahwa jika jumlah kekayaan 10 orang terkaya di
dunia saat ini digabung, masih belum bisa menyamai kekayaan yang dimiliki oleh
Raja Salomo pada masa pemerintahannya. Apa yang menjadi rahasianya?
Dalam kitab Amsal, ia
menulis “Dua hal aku mohon kepada-Mu, jangan itu Kautolak sebelum aku mati,
yakni: Jauhkanlah dari padaku kecurangan dan kebohongan. Jangan berikan kepadaku
kemiskinan atau kekayaan. Biarkanlah aku menikmati makanan yang
menjadi bagianku. Supaya, kalau aku
kenyang, aku tidak menyangkal-Mu dan berkata: Siapa TUHAN itu?
Atau, kalau aku miskin, aku mencuri, dan mencemarkan nama Allahku.” (Amsal
30:7-9)
Jika kita baca sekilas,
tampak seolah Salomo meminta kehidupan yang tidak terlalu kaya, namun juga
jangan terlalu miskin. Namun jika melihat fakta bahwa ia memiliki 700 istri dan
300 gundik, jelas bahwa Salomo tidak bisa hidup pas-pasan seperti itu. Salomo
sedang berbicara bahwa kaya atau miskin itu tidak ada hubungannya dengan uang
atau materi yang kita miliki. Anda ingin
melihat buktinya?
Pernahkah Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK) menangkap tersangka koruptor yang miskin? Tidak
pernah. Tahukah Anda bahwa hotel bintang lima sering kehilangan handuk hotel?
Ya, orang-orang yang mampu membayar untuk menginap disana yang mengambilnya.
Orang-orang ini tidak mencuri karena
miskin, namun mereka melakukannya kerena memiliki mental miskin.
Ps. Jose Carol menjelaskan
dalam pengajarannya bahwa inilah bedanya definisi ‘orang miskin’ dan ‘orang
kaya’ di hadapan Tuhan. Orang miskin akan selalu merasa ‘kurang’ sekalipun apa
yang ada di dalam tangannya itu banyak. Sebaliknya, orang kaya akan merasa
selalu ‘lebih’ dengan berapapun yang mereka miliki.
Mental ‘kaya’ inilah yang
dimiliki oleh seorang janda miskin yang mempersembahkan dua keping peraknya. Ia
selalu merasa lebih dengan berapapun yang dipercayakan kepadanya, sehingga ia
ingin memberi. Dengan kata lain, ‘orang kaya’ akan selalu ingin memberi karena
ia selalu merasa memiliki lebih dengan berapapun yang ia punya.
Inilah yang membedakan
orang kaya dan orang miskin. Anda bisa mempunyai kekayaan yang lebih banyak,
tapi Anda akan tetap menjadi orang miskin jika Anda selalu merasa tidak ada
‘uang lebih’ yang bisa Anda berikan.
Mari belajar mempunyai mental kaya yang selalu ingin
menabur. Ingin tahu tempat yang tepat untuk menabur? Klik disini (link to http://cbn.jawaban.com/support/donate.html) dan bergabunglah menjadi
mitra CBN. Anda akan menemukan banyak orang dipulihkan kehidupannya berkat
kemurahan hati dari orang-orang bermental kaya.
Sumber: Ps. Jose Carol
Mitra CBN
Yay. Cahaya Bagi Negeri Indonesia
Direct Telp. 021 - 8990 5960
Fax. 021 - 8990 5961
SMS 081 5965 5960
Facebook: Cahaya Bagi Negeri Indonesia
Twitter : @cbn_indonesia
Yay. Cahaya Bagi Negeri Indonesia
Direct Telp. 021 - 8990 5960
Fax. 021 - 8990 5961
SMS 081 5965 5960
Facebook: Cahaya Bagi Negeri Indonesia
Twitter : @cbn_indonesia