Minggu ke-4.
Juni.
"Dek, papa gimana kabarnya ?"
"Puji Tuhan, makin baik. Belum pulih banget ci. Masih suka lupa. Hari ini check up ke dokter trus terapi"
"Puji Tuhan yaa dekk .. ({})"
"Iya cii.. maunya pulih seutuhnya trus bisa aktifitas, canda tawa, jalan-jalan. Mau papi sebelum sakit ci :)"
"Pelan-pelan dekk, ini namanya proses, Jess. Tapi percaya dibalik proses Tuhan mau kasih sesuatu yang lebih indah"
"Iya cii.. aku percaya itu. Yang penting gak boleh menyerah kan ? :)"
"Iya say ({}) Jesus with u!"
Percangkapan singkat via BBM dengan kabid kesayangan JC MP, Ci Rosi, melamburkan hati dan pikiranku ke tempat nan jauh disana.
***
"Proses yaa God ?" Tanyaku kemudian
Aku tidak asing dengan kata 'proses'. Aku belajar banyak tentang proses setahun lalu. Yang namanya di proses, sangat tidak enak karena kita harus belajar sakit, belajar merelakan sesuatu yang menurut kita baik. Tak jarang, saat di proses kita seperti keset, yang terinjak-injak, dianggap tak berharga, hina banget rasanya.
Untuk episode proses kali ini, cukup mengejutkan, tak terduga bahkan. Karena proses itu datang dari kelurga tercintaku. Bukan kali pertama memang, keluarga tercintaku menghadapi tangtangan demi tangtangan, pergumulan demi pergumulan. Bisa dibilang untuk kasus ini terbaru bagi keluarga tercintaku. Tak heran, sempat mengalami syock terapi ketika mengetahui papi terkena strock ringan dan pembuluh darah sebelah kanan di kepalanya pecah.
***
Proses itu ibarat bungkus kado, kita gak akan tau hadiah istimewa apa yang akan kita dapatkan sebelum membuka bungkusnya.
Pertanyaannya :
"Berapa banyak bungkus kado yang harus kita buka ?"
Teringat pada acara tukar kado dengan teman-teman, salah seorang bersusah payah membuka lapisan demi lapisan bungkus kado yang ternyata sudah di rencanakan sebelumnya oleh seoarang temanku. Tak ingat pasti berapa banyak bungkus kado yang ia buka untuk sebuah hadiah keren di dalamnya. Beberapa orang tertawa melihat 'perjuangan' si penerima kado, beberapa orang menunjukkan ketidaktegaannya.
"Masih ada lagi ?" Tanya si penerima kado
Terlihat dari pancaran wajahnya yang mulai lelah, kesal, juga penasaran. Akhirnya, seluruh bungkus kado itu terbuka dan si penerima kado mendapatkan hadiah yang sangat keren.
Pertanyaan berikutnya :
1. "Apakah yang terjadi jika si penerima kado enggan meneruskan membuka bungkusnya ?"
2. "Apakah yang membuat si penerima kado berhasil membuka bungkus kadonya ?"
(renungkan dan coba jawab)
Dan jawabanku ...
1. Kemungkinan pertama ia tidak mendapatkan hadiah kerennya.
Kemungkinan kedua ia mendapatkan hadiah kerennya tapi ia kehilangan sesuatu yang paling berharga dan indah (baca: makna/pembelajaran) jauh lebih keren dari hadianya sebab yang membuka bungkusnya adalah orang lain.
2. Setia.
Dalam Kamus Besar bahasa Indonesia (KBBI) arti kata setia adalah teguh, patuh, taat. So, kita bisa belajar, walaupun lelah, menjengkelkan, karena gak habis-habis bungkusnya, si penerima kado tetap teguh, tak berpaling mencari jalan lain. Menjadi setia itu tak mudah, benar gak ? Ada pergorbanan di dalamnya. Mengorbankan waktu, tenaga, uang, bahkan ada yang ekstrim mengorbankan teman, keluarga, atau kerabat (kalau yang ini jangan dilakukan yaa teman-teman).
Aku belajar kesetiaan dari cinta. Dulu, aku jatuh cinta pada seseorang. Dalam perjalanannya seseorang itu memilih langkahnya sendiri (broken heart). Mencoba move on, rasanya susah banget. Sampai bertanya sendiri: "Mengapa orang lain mudah move on ?" Berbagai cara pernah dicoba (gak sampai ke dukun minta jampe-jampe kok), hasilnya nihil. Tetap sakit, tetap patah hati. (sedih banget yaa :p). Cara paling ampuh ya berdoa. Saat itu aku bilang, mau move on tapi gak mau kaya orang-orang di luar sana. Seperti aku mendapatkan makna dari cinta begitu pula dengan move on, aku mau mendapatkan maknanya juga. Akhirnya, doaku terjawab.Dan salah satunya yang kita bahas ini. S-E-T-I-A. Setia sampai akhir.
Dalam konteks cinta kata 'akhir' terbagi dua, yaitu ; sad ending or happy ending. Mungkin, kisah percintaanku, setia dengan akhir yang sedih (karena tidak bisa di jangkau) tapi tidak dalam konteks proses, selalu berakhir bahagia. Kok bisa ? Jelas, karena proses adalah cara Tuhan menuliskan kisah hidup kita. Dan kita tau, Tuhan adalah sutradara dan penulis terbaik di alam semesta ini. Jadi, apapun yang IA tuliskan pasti happy ending :)
Sama halnya dengan meraih cita-cita atau mimpi. Butuh kesetiaan agar tidak mudah melepas cita-cita atau mimpi, kala berbagai ombak silih berganti.
Setia itu penting.
***
Aku percaya, tulisan-Nya belum usai. Ia sedang merangkai cerita demi cerita menjadi 'buku kehidupan' yang layak dibaca juga menjadi 'film kehidupan' yang wajib di tonton.
Cepat sembuh papi.. I love you :') :* ({})
"Seperti cinta yang mengajarkan kesetiaan, begitu pun dengan proses. Setia sampai akhir. Sampai mendapatkan 'hadiah istimewa' dibalik 'bungkus kado'nya"
(Jessica)