Dear God...
Terima kasih untuk hari ini yaa.. Mungkin ucapan terima kasihku kurang berkenan tapi aku mau tetap bilang terima kasih :')
Terima kasih untuk hari ini yaa.. Mungkin ucapan terima kasihku kurang berkenan tapi aku mau tetap bilang terima kasih :')
Topik hari ini (24/3) ada...laahh..... (jeng..jengg..jengg) 'SERVER DOWN' :D
Matahari pagi ini tidak secerah beberapa hari lalu. Tampaknya masih malu menunjukkan pesonanya atau malas beranjak dari 'tempat tidur'nya. Meski demikian, tak menyurutkan langkahku untuk berangkat ke kantor (semangat).
Setelah melakukan kewajiban setiba di kantor, aku mulai mengerjakan apa yang menjadi fungsiku di tempat itu. Sebuah senyuman kecil mengukir di wajahku sambil berkata: "Selamat berjumpa kembali 'murid-muridku' :) (ups..kata 'dosen pembimbing'ku kita sekarang jadi dokter. Hihihi^^)
30 menit pertama aku begitu antusias mengerjakan fungsiku. Namun tiba-tiba... "failed to connect server" (nahloh.. ini kenapa lagi?) Menit demi menit berlalu, kalimat tersebut tak kunjung pergi dari layar laptopku.
"Tuhan ini ada apa lagi ?"
"Kenapa mati suri ?"
"Kenapa mati suri ?"
Hatiku mulai tak tenang. Mulai kesal, mulai muncul pikiran-pikiran aneh (bahasa Jawanya panik). Sungguh, server down menghambat segalanya, ibarat mobil tanpa bahan bakar. Satu jam , dua jam, berusaha 'cari nyawa' agar hidup lagi. (Makin gak tenang hati). Diantara ketidaktenangan itu, Tuhan baik,Dia berikan aku penghiburan lewat beberapa tulisan yang masuk menceritakan kejadian serupa. Aku tersenyum, "kamu tidak sendiri kan Jess?"
***
***
Bukan hidup namanya kalau tidak mengalami goncangan (baca:masalah). Perubahan apa yang paling terlihat saat kita mengalami goncangan ? Peristiwa hari ini mengajarkanku bagaimana belajar menghadapi goncangan-goncangan hidup yang kadang datang diluar prediksi. Sekaligus belajar mengenal diriku lagi (diam-diam panikkan ternyata, bahaya).
Ada 4 hal (sikap) ketika terjadi goncangan:
1. Tenang
"Kenapa sih harus tenang?"
Kebanyakan manusia saat menghadapi goncangan akan panik, marah, kesal, dll. Perasaan-perasaan seperti itu wajar karena kita manusia, tetapi tidak wajar ketika perasaan-perasaan tersebut menguasai kita. Jika perasaan negatif sudah menguasai, 'efek' (keputusan yang kita ambil di depan) juga negatif.
Aku teringat di dalam Amsal 4:23 berkata: "Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan." Dari hati>pikiran>tindakan>kebiasaan (gaya hidup). Perenungan: "Sudah menanam apa saja di hati kamu ?"
"Kenapa sih harus tenang?"
Kebanyakan manusia saat menghadapi goncangan akan panik, marah, kesal, dll. Perasaan-perasaan seperti itu wajar karena kita manusia, tetapi tidak wajar ketika perasaan-perasaan tersebut menguasai kita. Jika perasaan negatif sudah menguasai, 'efek' (keputusan yang kita ambil di depan) juga negatif.
Aku teringat di dalam Amsal 4:23 berkata: "Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan." Dari hati>pikiran>tindakan>kebiasaan (gaya hidup). Perenungan: "Sudah menanam apa saja di hati kamu ?"
2. Berdoa
1 Petrus 4:7: "Kesudahan segala sesuatu sudah dekat. Karena itu kuasailah dirimu dan jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa." Sebenarnya gini, Tuhan mau hati kita bersih, tulus, saat kita menaikkan doa-doa. Kenapa sih harus tenang ? Sebab dari ketenanganlah kita belajar mengubah isi doa kita. Nah, ini point yang menarik (menurutku) 'mengubah isi doa'. Jika hati kita tidak tenang, 99% isi doa kita adalah keluhan. "Tuhan kenapa harus seperti ini ?"
"Tuhan kenapa harus seperti itu ?"
"Tuhan super jahat".
Singkatnya menyalahkan Tuhan.
1 Petrus 4:7: "Kesudahan segala sesuatu sudah dekat. Karena itu kuasailah dirimu dan jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa." Sebenarnya gini, Tuhan mau hati kita bersih, tulus, saat kita menaikkan doa-doa. Kenapa sih harus tenang ? Sebab dari ketenanganlah kita belajar mengubah isi doa kita. Nah, ini point yang menarik (menurutku) 'mengubah isi doa'. Jika hati kita tidak tenang, 99% isi doa kita adalah keluhan. "Tuhan kenapa harus seperti ini ?"
"Tuhan kenapa harus seperti itu ?"
"Tuhan super jahat".
Singkatnya menyalahkan Tuhan.
3. Bersyukur
Beberapa bulan ini aku cukup diajarkan tentang mengucap syukur. Bersyukur disaat semua baik-baik saja sangat mudah tetapi yang sulit saat keadaan tidak baik, tidak sesuai dengan harapan kita. Jujur, itu susah banget. Melalui hari ini Tuhan seperti memberikan 'kunci' bagaimana bisa mengucap syukur dengan tulus. Balik lagi ke awal, TENANG. Tenang berasal dari hati. Karena itu kita harus menjaga hati kita sehingga apa yang dikatakan Firman Tuhan "Mengucap syukurlah dalam segala hal..."(1tesalonika 5:18) artinya senang atau sedih, enak atau tidak enak, kita tetap mengucap syukur.
Beberapa bulan ini aku cukup diajarkan tentang mengucap syukur. Bersyukur disaat semua baik-baik saja sangat mudah tetapi yang sulit saat keadaan tidak baik, tidak sesuai dengan harapan kita. Jujur, itu susah banget. Melalui hari ini Tuhan seperti memberikan 'kunci' bagaimana bisa mengucap syukur dengan tulus. Balik lagi ke awal, TENANG. Tenang berasal dari hati. Karena itu kita harus menjaga hati kita sehingga apa yang dikatakan Firman Tuhan "Mengucap syukurlah dalam segala hal..."(1tesalonika 5:18) artinya senang atau sedih, enak atau tidak enak, kita tetap mengucap syukur.
4. Keputusan
Tidak mudah mengambil sebuah keputusan apalagi diperhadapkan oleh pilihan-pilihan yang 'tampak'nya menggiurkan. Nah... dengan belajar tenang, pikiran kita akan mengundang lebih banyak 'oksigen' positif sehingga tidak gegabah saat mengambil keputusan. Dengan belajar tenang, kita juga belajar mengandalkan Tuhan dan mengerti apa yang menjadi kehendakNya, serta 'mencegah' kita dari tindakan bodoh (misalnya membunuh orang)
Tidak mudah mengambil sebuah keputusan apalagi diperhadapkan oleh pilihan-pilihan yang 'tampak'nya menggiurkan. Nah... dengan belajar tenang, pikiran kita akan mengundang lebih banyak 'oksigen' positif sehingga tidak gegabah saat mengambil keputusan. Dengan belajar tenang, kita juga belajar mengandalkan Tuhan dan mengerti apa yang menjadi kehendakNya, serta 'mencegah' kita dari tindakan bodoh (misalnya membunuh orang)
Akhirnya, point besar dalam pembelajaran kali ini, yakni 'MENJADI TENANG' :)
"Kembalilah tenang, hai jiwaku, sebab TUHAN telah berbuat baik kepadamu." (Mazmur 116:7)