Selasa, 29 Oktober 2013

Still Standing

Dear Jesus,
Saat aku mendengarkan pujian ini di KKR RAYON 1E Sabtu, 26 Oktober 2013 lalu, aku langsung dapatkan fiilnya. Saat itu, kali pertamaku mendengarkan lagu ini. Kata temenku, lagu ini udah lama banget. Benarkah?  Lalu aku mencoba merenungkan setiap baitnya. Ah, Tuhan lagu ini maknanya keren banget. Walaupun dibawakan dengan alunan semangat, aku sangat tersentuh.

Tuhan,
Biarlah setiap bait lagu ini menjadi ungkapan hatiku yang terdalam untukMu. Betapa, keberadaan aku sekarang semua karena Anugrah dan cintaMu. Aku sangat bersyukur, kejadianku dasyat dan ajaib.
Thank you Lord, thank you Father. I'm still standing but by the grace of God.




~You gave me courage to believe
That all your goodness I will see
And if it had not been for You
Standing on my side, where would I be?

If not for Your goodness, if not for Your grace
I don't know where I would be today
If not for Your kindness, I never could say
I'm still standing

If not for Your mercy, if not for Your love
I most likely would have given up
If not for Your favor, I never could say
I'm still standing but by the grace of God

To You I lift my offering
And set my heart on higher things
For if it had not been for You
Standing on my side, where would I be?

I'm still standing, I'm still standing
I'm still standing but by the grace of God
I'm still standing, I'm still standing
I'm still standing but by the grace of God
I'm still standing, I'm still standing~







Selasa, 22 Oktober 2013

BersamaMu


Dear God,
Bapa, biarlah melalui lagu ini aku dapat berkata “I need YOU more and more of YOU”
Dapat terus merasakan kasihMu yang sejati di dalam hidupku.
Pimpin langkahku Bapa, pegang tanganku.
Bawaku kepada kehendak dan tujuanMu dalam hidupku.
Hanya bersamaMu ya Tuhan aku dapat memerankan ‘tokoh’ dalam ‘film’-Mu dengan maksimal.
Ajar aku mengerti rancangan dan rencanaMu yang indah.
Terima kasih Bapa, terima kasih :’)


~Engkau ada bersamaku di setiap musim hidupku
  Tak pernah Kau biarkan ku sendiri
  Kekuatan di jiwa ku adalah bersamaMu
 Tak pernah ku ragukan kasihMu

BersamaMu Bapa, ku lewati semua
PerkenananMu yang  teguhkan hatiku
Engkau yang bertindak membri pertolongan
AnugrahMu besar melimpah bagiku~

Senin, 21 Oktober 2013

Dibalik Layar (Berkarya atau Berkaya)

Haii sahabat-sahabat terkasih, jumpa lagi dengan saya Jessica, dalam acara cuap-cuap.. :D
(Pasti saya ngangenin kan yaak?)
(Huu.. PD -__-)
(Really? awas nyesel. Huaahaa)
(Oke, skiplah)

Tidak mau mengulur waktu, mari simak yang berikut ini.
Selamat membaca :)

Sudah puluhan bahkan ribuan kali saya mendengar kalimat 'dibalik layar'. Setiap kali saya mendengar kalimat tersebut, pemahaman saya adalah suatu pekerjaan yang dilakukan dibalik layar. Ya, hanya sejauh itu. Akhir-akhir ini saya seperti dibawa masuk lebih dalam lagi tentang 'dibalik layar'. Ceritanya bermula dari ini:
Suatu hari saya mengikuti sebuah meeting  dimana klien yang saya jumpai adalah penghasil barang-barang ternama (seperti shampoo, makanan, elektonik, dll). Seluruh yang hadir tampak antusias mendengarkan setiap materi yang disampaikan oleh atasan kami. Perbincangan semakin seru tak kala banyaknya pertanyaan demi pertanyaan lalu disanggah oleh peserta lain. Waoh, layaknya debat calon presiden! Tiba-tiba, di dalam hati kecil saya muncul satu kalimat, "Dibalik chiki". Saya terkejut, lalu mengeritkan dahi dan bertanya: "Ada apa dibalik chiki?".

Usai meeting hingga perjalanan pulang, saya renungkan dan mencari-cari maksudnya. Baru kali ini, saya diajak berfikir pada suatu hal yang jarang terfikirkan. Disaat sedang berfikir keras, disaat itu pula seorang pengamen yang sendari tadi bernyanyi ria di kopaja berkata:"Yaa.. kiranya bapak-ibu menghargai kami yaa..(bla..bla..bla..)". Kata MENGHARGAI, dalam waktu kurang dari satu detik seperti loncat dan masuk dalam batin saya. Kemudian saya berdialog lagi:"Menghargai? Apa hubungannya sama dibalik chiki?"

Nah... Tuhan kasih satu pengertian seperti ini:
Sebelum chiki sampai di tangan kita, chiki melewati perjalananan yang sangat panjang. Dimulai dari ia dibuat, pertama bahan-bahan yang diperlukan disatukan,diolah, dicetak, dan dikemas. Setelah dikemas, chiki di distribusikan. Ini yang menarik, ternyata chiki yang di distribusikan tidak langsung sampai. Adakalanya mengalami kerusakan atau ditolak oleh pembeli. Wihh,, bisa terbanyang kan, satu bungkus chiki saja harus melewati perjalanan yang super panjang. Disini, kita diajarkan tentang proses.

Lalu apa hubungannya proses dengan menghargai?
Saya teringat dengan kebiasaan saya kalau makan harus bersih. Artinya tidak ada satu pun makanan ada di piring tersebut (kecuali tulang, dkk). Ini sudah ditanamkan oleh orang tua saya sejak saya kecil. Suatu kali, saya bertanya kepada orang tua saya: “Mengapa kalau makan piring ini harus bersih?”. Jawaban orang tua saya sederhana: “Masih banyak orang-orang di luar sana yang tidak bisa makan”. Saya pahami satu, bersyukur. Ternyata, apa yang ditanamakan oleh orang tua saya artinya bukan saja bersyukur.

Berapa sering kita membuang makanan? Berapa sering ada makanan tersisa di piring? Berapa sering?? Kita harus mengerti, setiap makanan yang kita buang atau tersisa berarti kita kurang bahkan minim menghargai. Menghargai siapa? Orang-orang dibalik makanan tersebut. Masih ingat dengan petani? Ya, dengan giat para petani menanam, menyirami, merawat padi-padi hingga menghasilkan beras bermutu dan tiba di mata kita. Bukan waktu yang sebentar untuk menghasilkan sekarung beras. Saya mengerti sekarang, mengapa orang tua saya sangat marah saat makanan di piring saya tidak habis. Mereka tidak hanya mendidik untuk bersyukur namun juga menghargai.

“Menghargai itu saat bisa melihat sesuatu yang hampir bahkan terlupakan oleh banyak orang”

 Suatu hari, seseorang berkata pada saya: “Teruslah berkarya buat Tuhan” dan itu tercuap hingga tiga kali dalam hari yang berbeda. Lantas, saya berfikir: “Berkarya untuk Tuhan?” “Berkarya?”
Kemudian saya berdialog dengan Tuhan menanyakan maksud dan seperti apa bentukknya. Lalu, saya diingatkan dengan sebuah pekerjaan yang sampai sekarang tidak banyak orang mengerti akan pekerjaan tersebut, meskipun pekerjaan itu sudah ada dari puluhan bahkan ratusan tahun lalu. Pengertiaan ekstrimnya pekerjaan tersebut tidak memberikan konstribusi yang ‘waoh’ untuk masa depan.

Saya mengamati dan mempelajari pekerjaan tersebut juga beberapa pekerjaan yang ‘familiar’. Dan saya dapatkan ini:
Ø  Berkarya = “Saya bisa menghasilkan apa?”
Ø  Berkaya = “Saya bisa dapatkan apa?”
(Jangan dibalik artinya yaa)

Realita kehidupan sekarang mengatakan, ada banyak orang mengatasnamakan ‘berkarya’ untuk ‘berkaya’. Inilah yang membuat mindset kita saat masuk dalam dunia pekerjaan “harus jadi seperti ia, harus punya ini dan itu”. Terjemahan sederhananya, “Kamu belum sukses kalau tidak memiliki suatu barang atau menduduki suatu jabatan”. (Miris!)


Kata ‘MENGHASILKAN’ dalam berkarya, bukan saja bisa menghasilkan uang (bagi yang bekerja), nilai (bagi yang sekolah). Orang-orang yang berkarya cenderung melakukan pekerjaan tersebut untuk orang lain. Dalam mindsetnya, saat melakukan pekerjaan tersebut orang lain bisa merasakan konstribusi apa?
Bandingkan dengan kata ‘MENDAPATKAN’ dalam berkaya.Mereka cenderung melakukan pekerjaan unuk kepuasan sendiri. Ekstrimnya, mereka bisa ‘mengorbankan’ orang lain demi mencapai keinginannya. (kejam!)

Melalui pengertian diatas, Tuhan hanya berpesan pada saya: “Bekerja di belakang layar adalah POTENSI. Jadi kamu tidak perlu takut. Yang harus dipikirkan kamu sedang berkarya atau berkaya?" Satu hal lagi, bekerja di belakang layar membuat kita lebih banyak belajar arti hidup yang sesungguhnya. Salah satu pelajaran yang saya dapatkan menghargai dan semakin rendah hati.

Bagaimana dengan sahabat-sahabat terkasih, Berkarya atau berkaya? :D

Sampai disini dulu sekmen cuap-cuap Jessica, see you next time and God Bless You J


Kamis, 10 Oktober 2013

DIA Penulis dan Sutradaku

Lama tak cuap-cuap.. Haha.(pengen banget dikangenin)
Baiklah aku mau bercerita ria dulu
(Selamat membaca)
(yang gak mau baca gak apa-apa)
(Close aja tapi jangan nyesel loch)
:D :D

"Hidup itu perjuangan kalau mau mengalami kemenangan demi kemenangan"

Setelah dinyatakan lulus 24 Mei silam, aku telah menetapkan langkah untuk bekerja. So, aku pun mulai mencari lowongan pekerjaan , bikin cv, interview, dan sebagainya. Awalnya aku ragu dengan keputusan ini. Kenapa? Karena disisi lain aku ingin kuliah. Kalian masih ingat sama cerita ini ? 

Usai tak diterima disana, aku mencari lowongan lain. Entah kenapa, rasanya cukup berat melalui 'medan' ini. Ada aja hal-hal yang membuatku cukup tertekan. Pengen bangkit, tapi kaya dijatuhin lagi. Kalau dilihat secara kasat mata, mungkin aku 'slow' banget. Seolah-olah aku gak ada niat sama sekali untuk bekerja. Hanya Tuhan yang tau sich, dibalik kasat mata itu ada apa? Dari awal aku cuma berdoa, "Tuhan, berikan aku tempat pekerjaan yang terbaik dan sesuai dengan tujuan Tuhan.". Cuma itu yang aku pinta. 

Ternyata cari pekerjaan itu gak gampang. Dari hari-hari 'penantian' itu, Tuhan tetep sertai aku dengan kasih aku pelajaran demi pelajaran. Salah satunya, nikmati dan cintai proses. Tuhan ajar aku untuk tetap percaya dan cintai proses. Tuhan kasih aku gambaran kalau proses itu kaya bungkus kado. "Yang harus kamu lakukan buka bungkus kado sampai kamu temukan hadiah didalamnya". Dari situ aku belajar untuk cinta sama proses dan nikmati 'ombak'nya.

"Orang yang tidak mau di proses berarti ia kehilangan sesuatu yang paling indah dan berharga di hidupnya"

Singkat cerita, minggu ketiga bulan September adalah minggu 'interview'. Empat hari aku interview dan satu hari datang ke job Fair. Aku menjalani semua itu dengan 'bekal' yang Tuhan kasih tadi. Dan benar, aku merasakan betul bagaimana asyiiknya proses itu. Yang aku bayangin cuma satu, hadiah istimewa yang aku temukan dibalik bungkus kado itu :) Janji dari empat perusahaan tersebut adalah satu minggu. Namun dalam waktu tersebut tidak ada kabar.

22 September 2013
Usai ibadah JC aku makan siang bareng ciwiciwi yang letaknya tak jauh dari gereja. Pas mau beranjak dari tempat makan, tiba-tiba datang seorang ibu yang akrab disapa tante Yuli menghampiri aku. Dengan penuh antusias ia bercerita kalau ada lowongan pekerjaan ditempat suaminya bekerja. Lalu aku diajak ketemu sama suaminya dan berbincang mengenai pekerjaan itu. Akhirnya aku memutuskan untuk kirim cv dan dua hari berikutnya tepat hari selasa aku ditelepon. 

24 September 2013
Bertempat di komplek perkantoran Griya Artha Mas aku memenuhi panggilan interview. Kesan pertama datang, "ooohh.. Gini. Hmmm".  Bertemulah aku dengan  seorang laki-laki yang gak mau di panggil Bapak. So, aku panggil ia Ko Tirta. Ini interview tercepat kedua dari beberapa perusahaan yang aku 'kunjungi'. 15 menit. Ko Tirta cuma bilang, "Keputusan ada di tangan kamu". Keluar dari tempat itu, ada 'sukacita' yang mendadak menyerbu.(Bukan karena habis ketemu cowo keren loch). Atmosfernya beda dari beberapa perusahaaan lainya. Pertanyaan aku sama Tuhan cuma satu, "Tuhan berkenan gak?". Setelah melalui doa dan 'kode'dari Tuhan, aku berkata:"Ini hadiah istimewanya" :) 

"Prinsipnya Tuhan itu kreatif. Jadi setiap jawaban doa kita dengan orang lain berbeda-beda tapi tepat pada waktunya" 

Tuhan Yesus memang super kreatif. Selalu ada 1001 satu cara yang tak pernah terpikirkan oleh kita. RencanaNya selalu ajaib. Ini minggu keduaku berada ditempat ini, dan aku teringat dengan satu kalimat guru KOM ku yang berkata "Tuhan tuntun dengan damai sejahterah". Aku semakin yakin, damai sejahterah yang dimaksud adalah perkenanan Tuhan, sukacita yang tiba-tiba menyerbu adalah tuntunan Tuhan Yesus atas hidupku.

"Seorang sutradara pasti paham akan kemampuan aktor dan aktrisnya saat diberikan peran. Begitu juga dengan Tuhan, Ia sangat mengerti seberapa sanggup kita memerankan 'tokoh' dalam 'film-Nya'. Kalau pun 'peran' itu dirasa sulit, artinya hal tersebut merupakan kesempatan kita untuk belajar mengasah 'bakat akting' kita. Tidak ada seorang aktor atau aktris bisa tetap 'eksis' jika tidak disertai peningkatan kualitas 'seni peran'nya".

Disinilah aku diberikan satu pengertian, bahwa semua proses yang ada tujuannya bukan untuk membuat kita celaka. Tujuannya cuma satu, meningkatkan kualitas diri kita dan makin bergantung sama Tuhan.

"Pada akhirnya kita pun mengerti, setiap cerita yang IA tulis selalu berakhir INDAH dan HAPPY ENDING"

Terima kasih Bapa, Engkau selalu membuatku bertahan :')
I need you  more and more of YOU <3

Setiap anak tangga kehidupan yang kita lalui, Tuhan pasti pegang tangan kita.







Rabu, 09 Oktober 2013

Dari Colorful Sampai Kotak-Kotak

Weekend itu paling enak jalan-jalan ke mall, nongkrong-nongkrong bareng temen, atau berhela-leha di rumah (Ya gak sich) apalagi cuaca hujan dukung banget buat nambah jam santainya (hahay) Tapi, itu semua gak berlaku bagi anak-anak muda yang tergabung dalam JC dan Youth GBI Metro Permata. Mereka tetap antusias dateng ke Konser Doa pada sabtu, 21 September 2013 di Metro Permata A2/8, Karang Tengah. Sekitar 85 orang yang hadir terlihat bercahaya dengan busana serba colorful dan kotak-kotaknya. Inilah yang membedakan keadaan diluar sana yang gelap dan hujan. Seisi ruangan bersatu hati memuji dan menyembah Tuhan dengan khimat, begitu pula saat Firman Tuhan disampaikan oleh Kak Angga, semua tampak serius mendegarkan.


Ini antusias anak muda yang dibri kuasa
Ladang
Lewat pembacaan alkitab dari Matius 13:24 kak Angga menyampaikan bahwa setiap kita punya ladang masing-masing yang pada waktunya kita kan menuai. Ladang berbicara tentang tempat yang kita pijak sekarang."Kalau sekolahmu, rumahmu mau ada Kerajaan Sorga, tabur benih yang baik" ucap Ayah dari dua anak ini. Selain itu  ia juga menerangkan langkah-langkah apa saja supaya ladang kita menuai hasil baik.

Tetep kudu baca Alkitab 10 pasal kan Kak Angga

Tiga Generasi
Konser Doa yang berlangsung pukul 17.15 WIB tak hanya di hadiri oleh kawula muda saja. Terlihat di sisi kiri dan kanan panggung beberapa orang tua turut memberi kehangatan pada jejeran kursi berwarna biru tua itu. Mereka turut berdoa bersama agar ada pemulihan dan penuaian terjadi atas keluarga, sekolah, kampus, kantor, kota, hingga bangsa ini."Saya menangkap bahwa tiga generasi akan dipakai Tuhan" ungkap Rosiana Hindarti selaku Kabid JC GBI Metro Permata dalam kata sambutannya. Supaya tiga generasi dipakai Tuhan luar biasa kuncinya adalah unity.
Ini maminya siapa yaa..

Ci Rosi juga berpesan, "Makin ngerti tujuan Tuhan dalam hidup kita, makin unity, dan makin sungguh-sungguh sama Tuhan". Usai doa syafaat acara dilanjutkan dengan sesi makan bakso sepuasnya. Rohani diberkati, jasmani pun diberkati (Haleluyaa!).

Sampai jumpa di Konser Doa awal tahun depan. Tuhan Yesus memberkati.
(Jessica)







Kecil Sich Tapi 'Nyali' Gede

Sesuai judul diatas, kita main tebak-tebakan dulu. Hayoo, ada yang bisa jawab gak benda apa yang kecil tapi nyalinya gede? Hayooo... keluarkan semua kemampuanmu. Yang biasa main TTS, mana suaranya?? :D


*Setahun kemudian*


Baiklah mari kita cek yuck, jawabannya bener gak yaaaa....

Dan jawabanya adalaaaahhh......   B-E-N-I-H.

Pasti ora ngudeng nih kenapa jawabannya benih. Sebenarnya ini lanjutan artikel sebelumnya, Nah buat yang belum baca mending baca dulu ini Sebutir Benih.

Kenapa Benih?
Kita ambil contoh: Kita mau bangun rumah. Hal paling dasar yang kita perlukan apa? Yapp! Fondasi. Fondasi menjadi unsur terutama dalam membangun sebuah rumah. Setelah kita tau dan meletakkan fondasinya baru deh mulai dibangun satu demi satu sampai terbentuk rumah yang kita idam-idamkan.
Gitu juga hidup kita, benih itu adalah dasar atau unsur terutama hingga terbentuklah kita sekarang (Bukan sekedar fisik saja tapi karakter).


Memaksimalkan Benih
Benih = potensi
Potensi itu apa sich?
Potensi adalah
  • Kemampuan yang belum terwujud
  • Kekuatan yang masih terpendam
  • Kapasitas yang belum terpakai
  • Sumber daya yang belum digunakan
Dapat disimpulkan bahwa semua yang ada di dalam manusia yang belum diaktulisasikan secara maksimal disebut POTENSI.

Potensi terbagi menjadi dua:
1. Potensi baik
2. Potensi buruk
Hayoo.. mau maksimalkan benih yang mana?

Yuck, kita sama-sama belajar memahami setiap benih yang ada di dalam hidup kita lalu memaksimalkannya.
Ingatlah, sesuatu yang kecil sanggup mengubah dunia :)

                                                       
                                                             


Untuk mendapatkan buah yang baik, maka perhatikan kualitas tanah, air dan pupuknya. Dan untuk menghasilkan buah yang banyak, maka perlu dikembangbiakan.